Nyaman Di Dekat Kita

gbr dari kaffah biz

Mama K pernah cerita di sebuah kajian, akhwat2nya dingin dan ngga ramah. Lho katanya ngaji sunnah, kok ga ramah? Tapi banyak juga di kajian yang lain akhwat2nya ramah dan hangat. Walau pun bercadar dan tak tampak senyumnya, namun tampak dari mata, sikap dan ucapannya apakah sedang tersenyum ataukah sedang cemberut. Mama K senang sekali ketika akhwat di sekitarnya baik2, ramah, bagi2 kue segala, masyaa Allah padahal belum kenal sebelumnya. Biasanya ibu2 ini bercakap2 sebelum pengajian, ntar kalo ustadz nya udah bicara baru deh ibu2 ini memegang buku dan alat tulis masing2.

Bagi bapak2 pun begitu. Saling sapa, berjabat tangan, menanyakan kabar. Dari mana, tadi lewat mana, kesini sama siapa, biasanya ngaji dimana, dan semisalnya. Syukur2 bisa nambah teman baru, alhamdulillah.

Ada sebuah ilustrasi yg kunukil dari cerita Ustadz Abdullah Zaen hafidzahullah.
Jika kita orang baru, lalu masuk ke sebuah ruangan kantor yg berisi sepuluh orang. Lalu kita sapa tiap meja sambil berjabat tangan. Meja pertama menyambut uluran tangan kita, tapi tanpa senyum. Meja kedua, tanpa melihat kita. Meja ketiga, sambil ketik2 hp. Begitu juga dengan meja2 lainnya.
Baru meja kesepuluh yg menyambut jabat tangan kita sambil menatap wajah, senyum ramah, ngajak ngomong, "Waalaikumsalam. Mas nya ini dari mana?"
Kira2 yang mana yg paling berkesan? Tentu saja orang kesepuluh.

Ada juga cerita lain dari beliau hafidzahullah, tentang sebuah kajian dimana ada sekelompok ibu2 datang menggunakan angkot carteran. Mereka tertarik datang ikut pengajian karena menyimak info kajian sunnah di radio. Rupanya mereka ini salah kostum. Digambarkan dalam cerita bahwa ibu2 ini berbusana belum syar'i, masih mengenakan kerudung yang dislempangkan saja dan baju yang beraneka warna. Sementara di dalam masjid, akhwat yang lain berjilbab lebar, ada yg bercadar dan warnanya pun lebih banyak yg berwarna gelap.

Karena semua mata memandang heran, maka sekelompok ibu2 ini pun ngga betah. Satu per satu akhirnya meninggalkan masjid dengan kikuk. Dan mungkin saja kapok dateng ke pengajian.
Andai saja ya saat itu akhwat2 yang sudah ada di masjid menyambut dan merangkul mereka agar merasa nyaman, mungkin mereka ga sampai walk out. Mungkin begitu.

Yuk jadi bahan introspeksi tanpa menuding orang lain.
Tengok diri kita sendiri, apakah kita sudah cukup ramah dengan orang lain? Apakah orang lain nyaman jika berada di dekat kita?

Moga2 bermanfaat.
Note for my self.