Squ Buta Warna (No Color)

Ga usah kaget kalo aku kasih tau aku buta warna.
Wakz, serius lo squ? Bukannya lo seneng gambar komik sejak kecil, yg jelas2 kudu make varian warna2 yg segitu banyaknya?
Hehehe emang sih. Makanya td aku blg duluan, kalian jangan kaget. Warna yang aku lihat dengan yang kalian liat sama aja kok. Tp gelar Buta Warna alias No Color ini bikin bakat jailku menjadi-jadi. Dan membuatku makin jarang pake kolor di rumah hihihihi (ngaku).


Jadi gini ceritanya.
Jaman kuliah dulu, setiap CPNS harus menjalani tes kesehatan. Salah satunya adalah tes buta warna. Setelah satu persatu temen2ku masuk ke ruangan tes, tibalah giliranku masuk ke dalam. Bu dokter memberiku sebuah buku tes buta warna yg harus kubaca. Istilah kedokterannya sih Huruf Tokek. Hehehe baru ini ada istilah kedokteran yg gak ilmiah sama sekali. Aku diwajibkan membaca huruf yang tersembunyi di balik ribuan warna yang bercampur aduk.

Lembar demi lembar huruf Tokek pun kubuka. Tiap huruf yang tersembunyi  ternyata bisa kubaca. Sampai beberapa lembar terakhir, aku terdiam. Ini mana hurupnya ya? pikirku, kok cuma bintik2 warna warni aja.
Trs aku nanya ke dokternya, "Dok ada yg ga ada hurupnya ya?"
Si dokter ketawa2 kejam, kaya kuntilanak. Aku melanjutkan dengan lembar2 berikutnya yg tersisa, dan makin ga jelas aja hurupnya. Cuma ada warna warni doang. "Ah ga tau ah." kataku sambil menutup buku.

Bu Dokter ketawa, "Wah adek ini mulai buta warna."
Wakz, mulai buta warna? Mulai kapan, dok? Mulai bayi? Sial. Asem.
Dan ketika aku keluar ruangan, seluruh anak2 ngeliatin aku. Bukan karena ketampananku, tp karena kertas yang aku bawa warnanya merah. Sementara anak2 lain bawa kertas warnanya putih. Mereka lalu berkerumun.

Ketika kemudian aku menjelaskan ke mereka kalo aku buta warna, tatapan mereka langsung iba. Wakakakakak, tau kan? wajah yg agak2 prihatin dan ikut berempati gitu lho. Huaaaa kesempatan nih.
"Emang kalo buta warna tuh gimana, yan? apa yg kamu liat?" tanya salah satu dr temenku, dgn nada suara yg lemah lembut. Mgkn dia ga mau membuatku tersinggung.


"Ya kaya TV jaman dulu gitu lah, hitam putih." jawabku.
Dia manggut2 semakin iba. Waduh aku jd ga tega, hihihi, lalu kujelaskan "Engga engga, yaaa pokoknya yg kuliat tuh jd jeleeek semua, kecuali kalo aku ngaca."
Dan endingnya mereka makin ga percaya deh ama omonganku hihihihi.


Di KPP Jember jg pernah ada temenku yg bertanya, apa sih yg kulihat dengan warna2 di sekelilingku. Ya aku jwb, "Biasa aja lah, mas. Kaya yg kamu lihat. Misalnya ini nih, mas kan pake celana hijau." Pdhl jelas2 dia pake celana coklat. Temenku lgsg mukanya berubah, menatapku dengan iba banget. Kalo udh gitu aku pasti lgsg ngakak2.
Jail2 sejenis ini lumayan bnyk memakan korban di berbagai situasi, hihihihi.


Oh iya, aku punya sodara sepupu namanya Bagus. Banyak persamaan di antara kami, selain ganteng dan buta warna, dia ini jg super gokil. Di bawah ini ada foto masa kecil ku dan Bagus. Aku yg kiri, Bagus yg kanan.



aku (kiri), bagus (kanan)



Bagus ini kakaknya Argo. Inget kan Argo? Itu lho sodaraku yg punya temen namanya Teguh yg aku tembak matanya ampe benjol? Kalo belum tau, klik ini aja Nembak Anak Marinir.

Nah foto di atas itu masa2 kecilnya, kalo gedenya si Bagus jadi gini:


 

 

Sementara kalo aku jadi begini: (eh ini ga ngrokok ya, cm tuntutan fotografer aja)

Oke, back to topic.
Si Bagus ini pengen jd marinir kaya bapaknya. Tp (katanya) buta warna itu keturunan dari gen ibu, yang diderita oleh anak laki-laki. So semua keluarganya kuatir jangan2 si Bagus buta warna juga. Dengan diantar ibunya, Bagus ke dokter. Mereka dikasih sebuah kertas warna-warni. Bagus disuruh nebak sebuah angka yg tertera di balik warna-warni itu.

"Delapan!!" teriaknya dgn yakin dan percaya diri tinggi (kalo ga salah begini, aku lupa angka nya ihihihi).
Si ibu lemas, menundukkan kepala, "Dua belas gitu lho, Le."
Ternyata bagi orang normal, angka yg terlihat adalah 12, sedangkan bagi yg buta warna, angka yg keliatan adalah 8. Hihihi, kepedean sih lu, Gus.


Nah suatu hari, aku dan Bagus nongkrong berdua, sambil membicarakan ke-buta warna-an kami. Eh ada anak SD pake seragam putih merah lewat. Aku lgsg nyeletuk, "Eh Gus, itu anak masih kecil kok pake seragam SMP putih biru ya."
"Hahahaha itu kan putih abu2.." katanya ama ngakak. Kami berdua lgsg ketawa2. Dasar ngaco semua. Kakak nya Bagus yg berdiri di belakang kami cuma bisa geleng2 kepala liat adek2nya gokil.

So, buat temen2ku semua, buta warna itu bukan berarti ga tau warna, atau ga bisa bedain warna. Engga, sama aja kok. Warna yg kalian liat, sama persis dengan yg aku liat. Kalo ngga gitu gimana aku bs bikin komik2 dan kartun? ya ngga? (membela diri hihihi)

Yaaah mgkn bedanya super keciil banget, kaya misalnya aku ga bisa nebak warna anaknya kutu. Hayo apa warna nya? jgn2 kamu buta warna juga hehehehe (nyari temen). Yang penting c, asal lo bisa bedain warna duit! Beresss.