Sabtu, 07 Oktober 2006

Engkau Lelaki Kelak Sendiri

"Kamu takut?" tanya mamiku sambil mengancingkan kemeja seragam SDku yang baru. Aku mengangguk. Hari itu hari pertamaku masuk di Sekolah Dasar setelah sebelumnya aku hanya duduk di TK nol kecil (aku ga pernah duduk di kelas nol besar, kata gurunya ga perlu, langsung kelas satu aja). Aku takut akan tantangan yang jelas lebih berat dibanding TK. "Ga usah takut, kan banyak temennya." kata mamiku.

Tp aku takut. Merasa sendiri masuk ke dunia middle of nowhere. Selalu merasa ga PD ketika melihat apa yg akan kuhadapi nanti di Sekolah Dasar. Aku melihat kakak2ku yg semua udah sekolah di SD yang sama. Di rumah mereka mengerjakan PR. Ada matematika, hitung2an rumit, akar, pangkat, derajat, istilah2 yang belum pernah kudengar sebelumnya. Sesuatu yg akan sangat sulit, kukira. Aku selalu takut akan sesuatu yg bahkan belum kuhadapi. Padahal semuanya toh akhirnya kulalui dengan lancar. Aku baik-baik saja, kata Pinkan ex Ratu.

Begitu pula ketika aku SMP, melihat kakak2ku kuliah. Apa itu SKS? Kredit apaan sih. Skripsi? Apa itu? Kaya gimana, kok kayanya berat dan susah. Apa aku nanti bisa ya. Apa aku bisa mengemban tanggung jawab itu? Bayanganku selalu 'terlalu' jauh ke depan.

Setelah aku bekerja, punya pacar, aku jg sempet takut menikah. Dengan gaji TC yg sangat kecil waktu itu. "Gimana aku bisa beli rumah? Ngisi perabot? Duit dari mana? Sekarang aja udah ngutang2. Gimana kalo anakku sakit? Genteng bocor?" Apa aku bisa nanti jd pemimpin rumah tangga? Jadi kepala keluarga yg bertanggung jawab?
"Kejauhan mikirmu, yan." kata mamiku. Dan ketika semua kecemasanku terlampaui dengan baik2 saja, beliau pun bilang, "Inget ga dulu kamu takut ama genteng bocor dan lain-lain?" Aku cm mesem2 aja karena ke-paranoid-an ku.

Setelah aku jadi korlak, aku juga (sekedar) mikir, gimana ya jadi kasi? Bisa gak ya nanti? Atau jadi kepala Kantor? bisa gak ya aku ngerjain tanggung jawab segitu besarnya? Gimana kalo ga bisa?

Well, jadi inget ama lagunya Bang Iwan Fals, reff-nya kaya gini (yg tau lagu ini, baca nya sambil dinyanyiin dong. tp kalo ga tau lagunya, ya teks nya dibaca aja, gampang dicerna kok maknanya):

Duduk sini nak, dekat pada Bapak
Jangan kau ganggu ibumu
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki, kelak sendiri

Seorang lelaki, nantinya bakal berdiri sendiri di atas kakinya. Seorang lelaki-lah (dengan kodratnya sebagai pemimpin) yang wajib memikul semua tanggung jawab bagi keluarganya. Ga bisa selalu bergantung ama orang lain. Seorang lelaki dewasa akan keluar dari rumah orang tuanya. Berdiri sendiri dengan kekuatannya sendiri.

Ketakutanku akan tanggung jawab yang belum kuterima (SD kelas satu kok udah bayangin matematika akar pangkat, SMP kok ngbayangin nulis skripsi, korlak kok mikir jd Kakap) juga hal yg wajar kok. Justru sejak dini itu lah seorang lelaki belajar berdiri sendiri, nyiapin dirinya menghadapi beban yang menantinya nanti di masa depan.

Dan ketika masa itu tiba, si lelaki yang tadinya cemas itu, kini sudah siap dan akan melaluinya dengan baik-baik saja.
(tulisan sok serius yg diinspirasi oleh lagu Nak-nya iwan fals)

2 komentar: