Sabtu, 05 Mei 2007

Apa kata KYAI kalo liat aku?

old arabic man
Kapan hari itu ngob2 di chat ttg Hugo's. Aku bilang aku ga pernah ke tempat2 gituan. Soalnya mainnya ke pondok pesantren. Cieee gaya bgt, hihihi becanda kok. Eh tapi emg bener, berikut ini ada cerita waktu aku silaturahmi ke pondok pesantren, sowan ke kyai. Jd gini ceritanya.

Suatu hari pengurus takmir masjid di desaku punya rencana membangun TPQ, dan dalam rangka penggalian dana, aku diajak untuk sowan ke Pondok Pesantren Langitan. Pernah denger kata Langitan? Itu lho, pondok pesantren yg sering disebut2 jaman Gus Dur jd presiden dulu. Beliau mau ini mau itu asal dpt restu dari kyai2 sepuh di Langitan. Nah hari itu aku menuju ke situ.

Waktu itu mobilku lumayan penuh, ada beberapa temen panitia, dan dua orang alumni Langitan. Yang satu udah jadi kyai, yg satu lagi jd ketua takmir di desaku. Masih muda2 semua. Siang itu kami rencana mau sowan ke guru kedua temenku itu, yaitu KH. Abdullah Faqih, ulama besar NU di pondok pesantren Langitan.


Ternyata sesampainya di sana kami ga bisa langsung menghadap. Harus nunggu dulu di masjid. Akupun mengedarkan pandangan. Banyak anak2 abege pake sarung yg ngaji di sana sini, bawa Al Quran kecil. Semuaa cowok. Ga ada cewek. Kata temenku pondok cewek dipisah di tempat lain.

Aku pun nunggu sholat dzuhur di masjid, bersama tamu2 lain yg juga mau menghadap Kyai. Sebelum adzan, masjid udah penuh. Tampak pintu rumah Kyai terbuka, dan muncullah sesosok pria gemuk yg sudah sepuh. Semua menatapnya penuh hormat. Waaaah kharisma beliau emang luar biasa. Panteslah Gus Dur pun sangat hormat padanya.

Selesai sholat, barulah para tamu dipersilakan masuk ke rumahnya, yg terletak di tengah lingkungan pondok pesantren. Kaya open house gitu. Rumah yg sangat sederhana. Sangaaat sederhana. Aku duduk bersila di pojok, agak2 ngumpet. Ternyata semua tamu nunduk2, mencium tangan beliau.

Waduhh segitunya ya mereka hormat ke Kyai Faqih. Sementara itu beliau ngeliatin aku dengan wajah agak2 heran, "Ini siapa ya?"

Doeeeng.
Apa ya yg ada dibenaknya?
Orang cinaa!! jangan2 beliau ngira gitu!
Hihihihi.

Akupun diperkenalkan sebagai panitia TPQ yg rencana akan dibangun di desa kami. Lalu obrolan pun berlanjut. Masing2 tamu menyampaikan keinginannya, sekedar basa basi, sekedar silaturahmi, atau sekedar memohon doa restu seperti yg kami lakukan. Kyai mendoakan semoga niat baik kami bisa terlaksana dengan lancar, dan diamini seruangan.

Kyai lalu mengedarkan pandangan matanya lagi. Dan kembali menatapku.
"Ini siapa ya?"
Huwaaaaaaa, diulang lagi!!! Dooeeeeengg.
Apa ya yg ada dibenaknya? Orang cinaa!
Orang cina yg tadi belum pulang juga, wakakakakakak.
-pasrah, hiks-

Eh ada cerita lain lagi, waktu aku dan istriku sowan ke Pondok Pesantren Darul Ulum. Sebuah pondok pesantren besar di Jombang yg setauku ada tiga atau empat anak alumni Darul Ulum yg kuliah di STAN dan kerja di DJP. Yah mungkin lebih banyak dari itu, cm aku yg ga tau. So, sore itu ada acara, lalu kami mengantar Bu Nyai Dimyati pulang ke rumahnya.
"Ayo mampir dulu." ajak Bu Nyai. "Saya ada oleh2 sedikit."
"Iya Bu." kata istriku. Lalu kami berdua mampir bertamu, duduk di teras.

Bu Nyai ini sosok yg santun, cantik, soleh, halus dan berbudi pekerti
tinggi. Tipe orang yg bener2 bisa diteladani sifatnya. Beliau keturunan dr keluarga pondok Langitan. Sementara Pak Kyai Dimyati, suaminya, berperawakan gemuk, wajah bulet dan berjerawat. Kalo istrinya pendiem, Pak Kyai ini walau sudah sepuh, tapi masih rame dan lucu.

Pak Kyai bilang gini, "Kok bisa ya, yg cewek cantik yg cowok ganteng
begini, kok bisa." katanya memuji aku dan istriku. Ehem ehem, ge-er lo squ? engga laah, kalo dipuji kaya gini terus kucerita2in nah itu baru ge-er, wekekekekek :p (lha ini dicerita2in). Aku dan istriku kemudian cuma tertawa sambil saling pandang. Lalu istriku tiba2 berkata, "Ya sama kan kaya Pak Kyai dan Bu Nyai, satu ganteng satu cantik."

"Waaaaaah ngeledeeek niiih!" kata Pak Kyai kenceng banget. Semua lgsg ngakak2. Duh mama K, pake bilang gtu lagiiii. Jadi ga enak nih. Pdhl semua jg tau kalo yg cakep tuh cuma Bu Nyai aja, sementara Pak Kyai tuh tipe2 cowok beruntung kaya aku, yg (mungkin) karena suka ngelucu bisa dpt bini cantik hihihihi.

6 komentar:

  1. gw tau apa yang dipikirkan ma pak kyai itu begitu liat lo mas...kira2 begini"hmmm ini to yang namanya squall wak haji leboy dari pamekasan" ckckckc

    BalasHapus
  2. tampang ky aq mana pantes jd leboy,pas nya jd ulama,hehehe

    BalasHapus
  3. sekedar perenungan saja masbro, coba ulangi lagi dalam hati pertanyaan mbah Faqih tadi buat diri sendiri :
    "siapa sebenarnya aku ini ?"

    BalasHapus
  4. Hmmhhhh... iya ya. (lgsg merenung)
    Komen yg super, bro.

    BalasHapus
  5. Innaalillaahi wa-innaa ilayhi rooji'uun.
    Allohummaghfirlahu Warhamhu Wa'afiihi Wa'fu'anhu.

    BalasHapus
  6. -hikari >> aamiin aamiin ya Robbal aalamiin

    BalasHapus