Senin, 26 Maret 2012

Sajadah : Out Of The Box


Ikhwatal Islam rohimakumullah.
Berjumpa lagi dengan omsqu di sini.

contoh garis shof yang tebal

Hari ini, aku mau bahas soal barisan shof di masjid atau mushola yang menurutku masih saja ada yang acak adut. Mudah2an tulisan ini ada manfaatnya buat kita semua yang sehari2nya selalu berangkat sholat berjamaah di masjid lima kali sehari.

Oke. Aku akan bercerita dulu tentang mushola di samping rumahku yaaa.
Jadi gini. Ketika pertama kali aku sholat di mushola sini, shof bener2 berantakan. Ngga rapat, dan ngga lurus. Padahal garis nya ada. Tapi kenapa orang2 yg sholat ngga mematuhinya?


Garis apa sih maksudnya?
Itu lho, agan-agan. Ketika kita ke masjid, tentu kita melihat di lantai masjid ada garis2 lurus dari kiri ke kanan sebagai penanda shof jamaah supaya lurus. Bener ya? Garis itu macem2 modelnya. Ada yang garis kecil ramping. Ada yang garis tebal. Warnanya bermacam-macam. Ada pula yang berupa lantai keramik khusus dengan warna yang berbeda. Selain itu ada juga yang berupa bagian bawah sajadah panjang yang terbentang dari kiri ke kanan. Bisa membayangkan ya?

Nah, semua penanda itu disediakan oleh takmir masjid atau mushola agar jamaah yang sholat bisa berbaris dengan lurus sesuai tanda tersebut.

Tapi kenyataannya, kenapa tetap aja terkadang masih saja shof jamaah kita ngga lurus?
Karena mungkin jamaahnya bingung, ya akhi. Garis itu diinjek atau jangan diinjek? Kaki kita itu berdirinya di belakang garis, atau di depan garis? Yang lurus ama garis itu jari2 kaki atau tumit? Fiiuuh *seka keringet* akhirnya tiap orang bikin pemahaman sendiri-sendiri.

Sekarang begini deh.
Ketika kita punya sepetak sawah, udah ada garis pembatasnya. Nah yang tanah sawah yang kita garap itu yang di dalam garis atau yang di luar garis? In the box atau out of the box? Tentu saja yg in the box ya, karena di luar garis itu sudah menjadi milik orang lain.

Begitu pula dengan garis shof. Garis itu adalah batas. Jangan letakkan kaki kita di luar batas garis tersebut, karena kalo kaki kita di belakang garis, artinya kita menginjak lahan orang di belakang kita. Artinya bagian lantai yang seharusnya menjadi tempat kepala dia, malah kita injak. So, jangan sampai kaki kita out of the box!

"Ya biar aja dia mundur, squ. Terus yang belakangnya mundur lagi. Trs belakangnya mundur lagi."
Kalo begitu, coba deh lakukan itu di Masjidil Haram. Di masjidil Haram lantainya sudah terkotak-kotak. Ada garis tipisnya. Kalo kaki kita nginjek bagian kepala orang, bisa2 ente dijorokin ama orang di belakangnya, "Majuan woi!" dengan bahasa arab.

karpet masjid kubah emas
Btw, aku masih terkesan ama Imam masjid kubah emas di Depok sana. Sebelum mulai sholat jamaah, beliau meluruskan dulu barisan jamaahnya. Seingatku, karpet nya berwarna hijau, sedangkan garis shofnya tebal berwarna kuning dengan garis tepi berwarna coklat. Tuh ada di gambar, mudah2an keliatan ya, garis shofnya itu coklat pertama tipis, kuning tebal, dan coklat kedua tipis lagi. Nah beliau ini bilang kepada makmum semua, kira2 begini: "Luruskan tumit kaki di garis coklat yang kedua." Jelas sekali! Jadi tidak ada satupun makmum yang melewati garis tersebut hingga menginjak karpet di belakangnya. Semua sudah sesuai dengan hak yang disediakan takmir.

kaki di depan atau di belakang?

Kenapa sih ngga boleh nginjek di belakang garis?
Pertanyaan akan kubalik. Perhatikan baik2. Jika sajadah digelar, yang bener itu kaki kita nginjek bagian depan (untuk kepala) atau di bagian belakang (untuk kaki)? Coba lihat di gambar di samping ini.
Nah orang sehat tentu akan tertawa ditanya seperti ini, "Ya jelas nginjek yang bagian belakang dong, squ."

Nah, begitu pula dengan sholat berjamaah.
Jangan melewati garis shof. Karena jika melewati, berarti makmum meletakkan kaki-kakinya di tempat sujud yang seharusnya diletakkan kepala di situ. Nah lho. Bisa jadi temen kita yang di belakang sujudnya pun jadi ketekuk2, karena hak dia kita ambil.
Trs gimana caranya meluruskan salah kaprah ini?
Seharusnya bagi imam sebelum memimpin sholat berjamaah, menghadap dulu ke makmumnya. Jangan langsung Allohu Akbar aja. Coba melihat kerapian barisan dulu. "Sawwu sufu fakum gitu." Sudah lurus dan rapat kah? Kalo renggang2 ya dirapatkan. Shof yang kosong ya diisi. Dan kaki-kaki harus lurus. Jangan mengambil hak orang di belakangnya. Berikut aku tampilkan foto2 sebagian murid ngaji dengan posisi kaki yang salah dan yang bener.
yang salah

yang bener
Nah itu kalo kita sebagai imam akan bilang gitu. Nah kalo kita jadi makmum gimana? Pelan2 diperbaiki. Seperti tulisanku di awal tadi, rasanya putus asaaaa liat shof yang berantakan gitu, bapak2 yang usianya jauh di atasku tapi asal sholat aja tanpa liat kiri kanan, lurus atau tidak, renggang atau tidak. Yang penting sholat. Padahal kita tau, lurus dan rapatnya barisan itu bagian dari kesempurnaan sholat berjamaah.

Pelan2 perbaiki gimana sih?
Ya coba perhatikan orang sebelahmu. Lihat sebelah kanan kirimu. Kalo kurang rapat, peluk pundaknya, lalu tarik mendekat. "Mas agak sinian Mas." begituuuuu terus setiap sholat berjamaah. Kalo kurang lurus, dipeluk lagi pundaknya atau pegang punggungnya, "Pak maaf, agak majuan pak, biar yang belakang cukup sujudnya." Begitu teruuuuusss, teruuuuusss, teruuuuus. Everyday, everyday, everyday. Pasang senyum dan suara yang lembut ya, jangan memaksa, kadang memang ga selalu berhasil.
Yang penting jangan cape, jangan lelah. Ikhtiar kita yang dinilai Alloh Ta'ala. Sedangkan hasil akhirnya jika berhasil,  itu semua hadiah dariNya atas jerih payah kita.

Lama-lama, akhi, barisan di mushola jadi rapat. Semua orang jadi terbiasa rapat.
Barisan jadi lurus, karena semua orang terbiasa jadi lurus. Alhamdulillah.

Mohon maaf kalo ada salah2 kata. Semoga bermanfaat. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar