Minggu, 08 Oktober 2006

Bangun sahur yang sia-sia (hooekkk hoeekk)

Cicak


Nyam nyam, lezatnya hidangan sahur yg kami santap. Walau menu nya sederhana, tapi asal pas di lidah pasti terasa nikmat. Walau bangun sahurnya agak telat, tapi alhamdulillah sebelum Imsak makan sahur telah usai kami jalani. Akupun menikmati segelas teh panas sambil nonton Indosiar, Ramadhan di Istana BBM.
"Belum imsak kan ya?" tanya istriku.
"Belum kok. Kayanya sih bentar lagi." kataku.
"Ah minum air putih dulu ah." katanya lagi.


Tiba-tiba.
Hmmpff.. dia lari menuju kamar mandi, "Air.. cicaakk.." sambil nunjuk2 ke meja makan.
Hoeek hoeeek soooorr byoorrr...
Keluarlah seluruh santap sahur yg baru saja ditelannya.
Gila aja, di teko air tampak ada bangke cicak sialan yg lagi melayang2 terlentang dengan perut putih menghadap ke atas. Hiii mejijikkan. Gimana bisa cicak masuk ke teko yg jelas2 ditutup begitu. Kesian banget sih istriku. Gimana ya rasanya air tadi, hiiii.


"Wah untung aku ga pernah minum dari teko itu!" kataku setelah membuang air berikut mendiang cicak keluar halaman. Aku emg selalu ngambil air dingin di kulkas, sementara istriku emang ga suka minum air dingin. "Udaah lupain aja." hiburku dgn nada bijaksana.
"Tapi.. teh panas tadi... sebagian airnya ngambil dari situ." kata istriku dengan masih terengah2, setelah seluruh isi perutnya dimuntahkan.


Waks..
Masa sih?
Tiba2 perutku seperti bergolak.
Hmppff...
Hoeeeeekk hoeeekkk soooor byoooorr,,,
Keluarlah seluruh santap sahur yg udah kutelan. Ketika adzan subuh kemudian berkumandang, aku duduk lemes dengan perut kembali kosong. Hiks, cerita yg menyedihkan. Lemes badanku. Tulang2 ku rasanya copot semua. Teler banget rasanya.


Muntah


1 komentar:

  1. wekekekek,,,,,
    um....yg ini kok blom di posting di ciblog????

    BalasHapus