Senin, 27 Agustus 2007

Jadi Imam Tapi Kok Dicela

Di samping rumahku di Jombang, ada sebuah musholla. Kalo aku lg pulkam, biasanya aku sholatnya ya di situ. Kadang ya aku yg adzan. Tp kadang juga anak kecil, atau siapa aja deh yang duluan berangkat ketika waktu sholat tiba. Nah pas beberapa hari lalu, waktu sholat Isya' tiba. Yang adzan anak kecil. Namanya Andris. Sambil menunggu kehadiran Imam yang biasanya memimpin sholat jamaah,si Andris pun baca doa dengan dilagukan via microphone. Waktu di antara adzan dan iqomah adalah memang waktu yg mustajabah untuk berdoa.




Ketika jamaah udah berkumpul banyak, dan Imam belum juga nongol, orang2 mulai tengak tengok nih, siapa yang akan memimpin sholat. Salah satu orang malah berteriak dlm bahasa jawa, "Ndris, udah iqomah aja, emangnya mau nunggu sampe subuh?"




Oke, akhirnya Andris berdiri dan mengumandangkan iqomah. Aku lalu mempersilahkan salah satu tetanggaku untuk maju memimpin sholat, tp dia menolak. Beberapa jamaah kemudian mempersilakan aku untuk jadi Imam. "Wis Bah sampeyan ae Bah." Di kampung aku emang dipanggil Abah.




Ya aku tau aku memang belum layak untuk menjadi imam, di liat dari sudut manapun, dari ilmu agama, bacaan sholat, maupun akhlak :P Tapi karena banyak jamaah yang minta aku jadi imam, maka aku pun memimpin sholat Isya' malam itu.




Dan ternyata, usai sholat ada orang yang bilang, malam itu Imam yang biasanya (beserta istrinya) sebenarnya sudah berjalan menuju musholla, tp kemudian balik pulang lagi begitu liat aku yang jadi imam. Ya sudah, no big deal kok. Trs paginya aku balik ke Madura sendirian.


***


Tadi malam, mama K nelpon dari Jombang. Mama K ngasih tau kalo dia sebel ama Pak Imam itu, karena pagi nya. waktu ba'da sholat subuh, beliau ngasih ceramah singkat di depan jamaah, minta maaf kemaren tidak ikut jamaah Isya soalnya imam nya (maksudnya aku) ngga baca bismillah, sholatnya ngga sah!




Mama K sebel ama Pak Imam itu. Jamaah musholla jd mempergunjingkan hal ini. Tp aku ketawa di telpon.




Memang terdapat dua pendapat soal sirr atau jahr (nyaring), dan masing2 dibenarkan karena masing2 memang ada dasarnya. Aku sendiri selalu baca basmallah dengan sirr (perlahan/ tidak terdengar), sebagaimana hadits berikut.




Dari Anas Bin Malik r.a. "Aku biasa sholat di belakang Nabi SAW, di belakang Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka hanya memulai bacaan dengan Alhamdulillahi Rabbil 'alamin dan tidak pernah kudengar mereka membaca Bismillahirahmanirrahim pada awal bacaan (Al Fatihah) dan tidak pula penghabisannya." (Shahih Muslim)




Dan memang setauku imam-imam masjid Nabawi di Madinah dan masjidil Haram di Mekkah juga selalu membaca basmallah dengan sirr. Sebagian imam di masjid Agung Al Akbar Surabaya, dan sebagian imam di masjid Jami' Pamekasan juga membaca basmallah dengan sirr. Tapi sudahlah, aku memang tidak hendak memperdebatkan soal ini kok.




Aku lalu bilang sama Mama K, mengutip sebuah sunnah.
Rasulullah bersabda: Barang siapa yang meninggalkan perbantahan, padahal ia dalam pihak yang benar, niscaya dibangunkan rumah untuknya di Surga yang paling tinggi. Dan barangsiapa meninggalkan perbantahan sedang ia dalam pihak yang salah, niscaya dibangunkan untuknya rumah ditengah2 Surga (HR Turmudzi, Ibnu Majah)




"Aku ga mau nilai sholatnya orang lain." lanjut kataku ama Mama K, "Sholatku juga ga lebih baik dr orang lain. Belum tentu juga diterima ama Allah. Mungkin aja kaya karung basah yang dikembalikan ke mukaku.
Udah lah.
Ga usah dibahas lagi soal ini ya."




Kaya nya Mama K udah ga sebel lagi hatinya. Trs dia bilang, "Aku seneng papa menyikapinya dengan enteng gini. Makasih ya."


3 komentar:

  1. wah wak aji keren banget jawabnya.

    BalasHapus
  2. Dari Anas Bin Malik r.a. "Aku biasa sholat di belakang Nabi SAW, di belakang Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka hanya memulai bacaan dengan Alhamdulillahi Rabbil 'alamin dan tidak pernah kudengar mereka membaca Bismillahirahmanirrahim pada awal bacaan (Al Fatihah) dan tidak pula penghabisannya." (Shahih Muslim)

    terharu mz yan bisa nulis hadist segala di blognyah...hihihihihihi
    aku dulu juga ernah, trus diprotes, akhirnya takilangin deh daripada menimbulkan perdebatan hohohohohoho

    BalasHapus
  3. hani> keren apaan,ga kok
    Tyas> hehe iya aku inget yas wkt itu km dikritik.

    BalasHapus