[Fiksi]
Pada jaman dahulu kala, tersebutlah sebuah padepokan di kaki gunung yang cukup terkenal yang dipimpin seorang guru yang shalih, alim dan baik hati serta luas dan dalam ilmu agamanya. Ratusan santri yang belajar agama di padepokan ini.
Suatu hari ketika akan shalat berjamaah, Pak Guru ini berdiri menghadap santri2nya yang
sudah berbaris berjajar siap untuk shalat berjamaah. "Ayo biar shalatnya
khusyu' dan ngga tegang yuk coba kita peregangan dulu." Lalu beliau mengangkat kedua tangannya ke atas, "Yak begini, tangan diangkaat ke atas tinggi2." Semua santri pun menirukan gerakan Pak Guru ini. "Delapan hitungan yaa, lalu tangan dan kepala dimiringkan ke kanan tiga kali ke kiri
tiga kali. Yak begini. Hup, lalu begini." Setelah itu tangan kembali ke posisi semula di sisi badan. "Ini namanya peregangan, badan jadi lebih sehat dan tidak
kaku."
Setelah peregangan, baru Pak Guru tsb memulai sholat jamaah.
Besoknya
begitu lagi, besoknya begitu lagi dan jadi kebiasaan sblm sholat dilakukan
peregangan terlebih dahulu. Lalu Pak Guru itu meninggal. Lalu anaknya
meneruskan begitu selama belasan tahun. Lalu cucunya meneruskan begitu. Lalu buyutnya meneruskan begitu. Begitu pula dengan ribuan alumnus padepokan itu. Hingga puluhan bahkan
ratusan tahun berikutnya, setiap sebelum shalat telah menjadi kebiasaan
turun menurun supaya semua jamaah melakukan peregangan dahulu sebelum sholat.
Ternyata, ketika kemudian ada sebagian masyarakat yang ngga melakukan peregangan seperti yang dicontohkan maka dianggap menyelisihi ajaran guru2 selama ratusan tahun. Dianggap nyeleneh, dan bahkan dikucilkan dan dimusuhi karena dianggap sesat.
Ketika kemudian ada sebagian masyarakat yang bilang kalau itu bid'ah, mereka pun mengelak dengan dalih, "Lho peregangan kan baik."
Akhirnya terjadilah perpecahan di masyarakat yang tak kunjung usai hingga saat ini.
[Fiksi]
***
Maka tanyakan dalilnya.
Adakah perintah dari Al Qur'an dan hadits yang shahih akan hal tersebut?
Apakah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencontohkan ibadah tersebut?
Apakah sahabat-sahabat Rasulullah yang Allah ridha kepada mereka juga mencontohkan hal tersebut?
Maka tanyakan dalilnya.
Jangan berdalil dgn ucapan, "Kata leluhur kami begitu." Lha jare mbah2e biyen ngunu e," kata nenek moyang kami dahulu." dsb. karena ucapan seperti itu udah pernah diucapkan orang2 kafir di Al Qur'an.
Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang
telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. Al Baqarah: 170)Apabila
dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah
dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang
kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan
mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?. (QS. Al Maidah: 104)
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang
kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami
mengerjakannya". Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
(mengerjakan) perbuatan yang keji". Mengapa kamu mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui? (QS. Al A'raf: 28)
perumpamaan yang bagus banget om squ,, saya sangat setuju sekali..
BalasHapusA: "Habis shalat ndak perlu salaman..."
BalasHapusB: "Ada dalilnya?"
A: "Jadi kudu salaman gitu?"
B: "Yo gak juga..."
C: "Yang gak boleh itu salamannya pas shalat! Kalo habis shalat, joget juga boleh!!"
@anonim: makasih ^_^
BalasHapus@saya: habis sholat ya berdoa, ojo jogetan :)
habis sholat lebih utama dzikir. doa lebih mustajab antara adzan dan iqomat
BalasHapus@anonim: doa setelah shalat fardhu juga mustajab, wallahu a'lam. Dalilnya: Ditanyakan orang kepada Rasulullah : "Wahai Rasulullah, manakah do'a yang paling didengar Allah". Rasulullah menjawab : "Doa di tengah malam dan doa setelah shalat wajib".(HR. Tirmidzi)
BalasHapuskhas penuturan gaya omsqu, enak bacanya..... hehehe. tapi benar sekali tanyakan dalilnya daripada keblinger.
BalasHapus@mas ichang: matur suwun mas ichang, kok udh ga nongol lagi di group wa FS Jempol?
BalasHapus