Senin, 18 Maret 2013

What? Kevin Berantem!

avocado
Suatu hari seorang ibu ada yang inbox aku yang bercerita bahwa anaknya bandel, disuruh mandi susah, disuruh belajar susah. Lalu dia juga bertanya kurang lebih, "Gimana sih caranya kok bisa didik anak bisa (baik) seperti Kevin?" Glek. Wadduh.
Ngek ngok o_O

Sahabatku fillah.
Kalo aku banyak cerita tentang Kevin sehari2 yang baik2, ya memang harusnya begitu, hanya yang baik2 saja lah yang dicerita2in. Siapa tau menginspirasi. Kevin sama aja ama anak2 lain yang bandel, seneng main, duduk bersila jam2an di depan PS, disuruh mandi susah, disuruh belajar males2an, rame di kelas, dimarahin pak guru dan bu guru.
Sama aja kaya kecil kita dulu hihihi. Ya kan?
Jadi aku dan Mama K juga sama aja suka ngomel2in Kevin kalo di rumah. "Keeeviiiiiin!!!"

Sama aja kaya kalo aku sering cerita atau menasehati hal baik. Itu bukan berarti aku udah baik. Masih jawuuuh (pake w) untuk dibilang baik. Masih blepotan, jatuh bangun, ilmu sedikit, yang diamalin lebih sedikit lagi. Cuma dengan berbagi cerita yang baik2 di blog begini, siapa tau bisa bareng2 belajar gitu.


Lagian juga, aku juga ngga selalu nulis tentang nasehat kan?
Tulisanku yang gokil2, geje, lucu2an dan becandaan doang juga banyak kok. 
Ngga selalu hal baik, termasuk cerita ku hari ini, bahwa Kevin kemaren berantem!!

Sejak hari pertama dulu Kevin sekolah di SD di Jakarta sini, aku udah diceritain tentang seorang anak bernama Avocado (bukan nama sebenarnya, tapi mirip2 begini lah).  Si Avocado ini ibaratnya anak paling badung di kelas dan suka mem-bully teman2nya yang lain. Adduh. Gawat nih kalo ada anak yang kaya begini. Konon korbannya Avocado udah banyak.
Aku pun menasehati, "K, dibaikin aja si Avocado."
Aku ngga mau anak baru, pindahan dari Jombang, belum apa2 udah di-bully di tempat baru. Bisa2 ngga betah ntar. "Tapi temenannya ama yang lain aja ya."
Intinya aku mengajarkan Kevin untuk tetep baik ama Avocado, walaupun kalo bisa dihindari untuk bersinggungan langsung dengan anak tersebut.

Kalo pulang sekolah, aku suka nanya gimana tadi, main ama siapa, digangguin Avocado apa engga?
Pertanyaan standard huehehe. Tapi hari Sabtu kemaren, saat aku jemput Kevin, temennya si Asep dan Mamanya bercerita kalo Kevin abis berantem ama Avocado.
Kevin with Sabeum Marjuki
Wadduuh kejadian juga.
Apa bener K?
"Kamu tendang?" tanyaku spontan. Aku kuatir, apa jangan2 sebab dia baru belajar taekwondo lalu ingin mempraktekkan latihannya?
Kevin menggeleng.
Alhamdulillah bukan karena taekwondo.

Apalagi ternyata Kevin yang mukul duluan mukanya Avocado!
Meskipun -konon katanya- Avocado membalas tinjunya lebih keras lagi (yeah right -_-")

Saat di rumah, baru Kevin kutanya2in.
"Kenapa kamu pukul Avocado?" tanyaku.
"Habis dia ngledekin Pa, manggil2 nama orang tua." katanya agak mewek.
"Ya udah, yang sabar wong gitu aja kok."
"Udah kusabar2in, Paaa..." katanya semakin mewek, "Tapi aku mangkeeellll."
Kevin menahan geram sambil menangis.
Menangis karena tidak terima dan sakit hati nama papanya jadi olok2an.
Menangis karena dia merasa apa yang dilakukannya adalah demi membela nama baik orang tuanya.

Aku lalu memeluknya, "Udah, udah, ngga papa. Lain kali lebih sabar lagi ya. Tadi kenapa ngga kamu tendang aja?" Aku mulai becanda ngompor2in, hahaha.

Lalu aku pun bercerita tentang Abu Bakar radhiallahu anhu, "..justru ketika Abu Bakar menanggapi, maka malaikat2 pergi, dan digantiin setan." 1)

Aku juga bercerita soal menghina orang tua dari orang lain adalah termasuk dosa besar karena sama seperti menghina orang tua kita sendiri 2). Tentu Avocado ngga tau tentang ini karena memang berbeda keyakinan. Tapi anak muslim harus faham betul soal ini, supaya ngga dijadikan kebiasaan becanda dengan mengolok2 nama orangtua temannya.

Saat di meja makan, aku dan Kevin banyak berbicara soal ini dan itu. Mungkin karena rame sahut2an Mama K agak jengkel kali, karena makannya Kevin ngga abis-abis. Lalu Mama K bilang, "Kalo lagi makan jangan ngomong!"
Hueh!
Aku mengerutkan kening, "O ya, kata siapa?"
Bukannya justru waktu makan ini lah waktu yang tepat bagi keluarga untuk kumpul dan berdiskusi di meja makan? Tapi karena aku ngga mau debat, aku dan Kevin pun diam mematung, ngga bersuara sama sekali sambil makan. Klutik klutik klutik suara sendok.
Selain itu hening.
Lama.

Mama K lalu bertanya, "Enak Pa tempe nya?"
Klutik klutik klutik, suara sendok yang menjawab.
Selain itu hening.
Lama.
Lalu Mama K meralat sendiri ucapannya tadi, "Ya gapapa ngomong tapi yang penting2 aja."

Howaaaa, akhirnya diijinkan ngomong, hahaha.
Lagian Ishaq bin Ibrahim berkata, “Pernah suatu saat aku makan dengan Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad) dan sahabatnya. Kami semua diam dan beliau (Imam Ahmad) saat makan berkata, ‘Alhamdulillah wa bismillah’, kemudian beliau berkata, ‘Makan sambil memuji Allah Ta’ala adalah lebih baik dari pada makan sambil diam.’” 4)

Maka aku pun langsung nyerocos lagi,
"Jadi K, kata Rasulullah, orang yang kuat itu bukan orang yang jago berantem, yang bisa beladiri, bisa Judo, Karate, Taekwondo ngalahin bisa menjatohkan lawan. Tapi orang yang kuat itu orang yang bisa menahan amarahnya." jelasku dengan bahasa sesederhana mungkin 3)
"Amarah iku opo Pa?" tanya Kevin.
"Amarah iku yo murang-muring." jawabku, "Mangkel (jengkel) mu ke Avocado. Itu yang ditahan. Lebih sabar lagi ya lain kali."
Kevin mengangguk.Sepertinya dia faham.

Moga2 ada manfaatnya dikit2, hehehe.
Barakallahu fiikum.
Ilal liqa'

Catatan  : ___________________________

1) Dalam sebuah riwayat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan para sahabatnya sedang duduk bersama. Tidak lama kemudian, datang seorang laki-laki yang tanpa sebab memaki Abu Bakar. Abu Bakar hanya diam, hingga pada cacian yang ketiga kalinya, dia baru menampakkan reaksi kemarahannya. Rasulullah lalu berdiri. Kemudian, Abu Bakar bertanya, “Apa pendapatmu tentang aku?” Beliau menjawab, “Malaikat turun dari langit dan mendustakan setiap yang dikatakan orang ini kepadamu, tetapi engkau memberikan reaksi, malaikat itu pergi dan kemudian diganti dengan setan.” (HR, Abu Dawud dan al-Bukhari).

2) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diantara dosa besar adalah seorang laki-laki mencela kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ‘Apakah (mungkin) seorang laki-laki mencela orang tuanya? ‘ Beliau menjawab: “Ya. Dia mencela bapak seseorang lalu orang tersebut (membalas) mencela bapaknya, lalu dia mencela ibunya, lalu orang tersebut (membalas) mencela ibunya.”(HR Muslim)

3) Dari Abu Hurariah radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bukanlah orang yang keras -kuat- itu dengan banyaknya berkelahi -bergulat-, sesungguhnya orang-orang yang keras -kuat- ialah orang yang dapat menguasai dirinya di waktu sedang marah-marah." (Muttafaq 'alaih)

4) Selain riwayat di atas:
Dalam al-Adzkar, Imam Nawawi mengatakan, “Dianjurkan berbicara ketika makan. Berkenaan dengan ini terdapat sebuah hadits yang dibawakan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam sub “Bab memuji makanan”. Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab al-Ihya mengatakan bahwa termasuk etika makan ialah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakan kisah orang-orang yang shalih dalam makanan.” (al-Adzkar hal 602, edisi terjemah cet. Sinar baru Algen Sindo) Dari artikel 'Adab-Adab Makan Seorang Muslim (6) — Muslim.Or.Id'


6 komentar:

  1. Aku mampiirrr. Guess who?
    Sulungku yg kls 3 smp juga pernah diledekin dipanggil dgn nama ayahnya. Ga terima akhirnya itu temennya dijotos n temennya bales mukul akhirnya jadilah pukul2an sampe tangannya bengkak. Tp hbs itu maaf2an n udah berakhir musuhannya. Katanya : aku ga terima ayahku dihina. Dan anak itu ga mau brenti bicara kl bukan pukulanku yg bicara dulu. Ya udah kami pukul2an. Tp hbs berantem dia jd ga pernah ngeledek lagi. Jd gpp kan?
    Emaknya yg nginyem, ga mudeng cara berpikir anak cowok.
    Oh ternyata idem sama kevin yg baru kls 3 sd....

    BalasHapus
    Balasan
    1. @anonim: gues who? ya mana tau hihihhi.
      ooo pakde ngatimo to? pripun sapi ne pak de? wkwkwk

      eh memang iya, konon malah jd ngga dibully lagi kalo si anak berani berontak ya? kalo diem aja bisa jadi si anak ditindas terus.
      ya moga2 begitu juga buat K ( yg baru kelas 2 SD) setelah ini ngga dibully lagi.

      Hapus
  2. klutik klutik klutik.. aku lg maem om, ga boleh komen.. hahaha.. :P

    BalasHapus
  3. sejuk benar cara menasehatinya...semoga saja artikel ini bisa dibaca oleh para orangtua yang selalu membenarkan prilaku anaknya meskipun terkadang anaknya berbuat diluar kewajaran ...salam :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @hariyanto: makasih mas udah meluangkan waktu mampir. aamiin aamiin

      Hapus