Kamis, 20 Oktober 2011

Cerita Tentang Uwais dan Juraij

Sehubungan dengan tulisanku sebelumya di Anak-anak Yang Pelupa, ada beberapa temen yg menyarankan untuk menuliskan cerita tentang Uwais dan Jubair sehubungan dengan bakti kepada orang tua. Karena itu aku tuliskan di sini ya.

1. Uwais
Cerita tentang Uwais bin Amir, seorang tabi'in yang hidup di jaman setelah Rasulullah akan tetapi Beliau SAW telah mengenalnya karena kemuliaan akhlak Uwais (termasuk salah satunya adalah berbakti kepada ibunya).

Dari Usair bin Jabir dia berkata; \"Ketika Umar bin Khaththab didatangi oleh rombongan orang-orang Yaman, ia selalu bertanya kepada mereka; 'Apakah Uwais bin Amir dalam rombongan kalian? ' Hingga pada suatu hari, Khalifah Umar bin Khaththab bertemu dengan Uwais seraya bertanya; 'Apakah kamu Uwais bin Amir? ' Uwais menjawab; 'Ya. Benar saya adalah Uwais.' Khalifah Umar bertanya lagi; 'Kamu berasal dari Murad dan kemudian dan Qaran? ' Uwais menjawab; 'Ya benar.'


Selanjutnya Khalifah Umar bertanya lagi; 'Apakah kamu pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali tinggal sebesar mata uang dirham pada dirimu? ' Uwais menjawab; 'Ya benar.' Khalifah Umar bertanya lagi; 'Apakah ibumu masih ada? ' Uwais menjawab; 'Ya, ibu saya masih ada.' Khalifah Umar bin Khaththab berkata; 'Hai Uwais, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Uwais bin Amir akan datang kepadamu bersama rombongan orang-orang Yaman yang berasal dari Murad kemudian dari Qaran. Ia pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali tinggal sebesar uang dirham. Ibunya masih hidup dan ia selalu berbakti kepadanya. Kalau ia bersumpah atas nama Allah maka akan dikabulkan sumpahnya itu, maka jika kamu dapat memohon agar dia memohonkan ampunan untuk kalian, lakukanlah! ' Oleh karena itu hai Uwais, mohonkanlah ampunan untukku! '

Lalu Uwais pun memohonkan ampunan untuk Umar bin Khaththab. Setelah itu, Khalifah Umar bertanya kepada Uwais; 'Hendak pergi kemana kamu hai Uwais? ' Uwais bin Amir menjawab; 'Saya hendak pergi ke Kufah ya Amirul mukminin.' Khalifah Umar berkata lagi; 'Apakah aku perlu membuatkan surat khusus kepada pejabat Kufah? 'Uwais bin Amir menjawab; 'Saya Iebih senang berada bersama rakyat jelata ya Amirul mukminin.'

Usair bin Jabir berkata; 'Pada tahun berikutnya, seorang pejabat tinggi Kufah pergi melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Selesai melaksanakan ibadah haji, ia pun pergi mengunjungi Khalifah Umar bin Khaththab. Lalu Khalifah pun menanyakan tentang berita Uwais kepadanya. Pejabat itu menjawab; 'Saya membiarkan Uwais tinggal di rumah tua dan hidup dalam kondisi yang sangat sederhana.' Umar bin Khaththab berkata; 'Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kelak Uwais bin Amir akan datang kepadamu bersama rombongan orang-orang Yaman. Ia berasal dari Murad dan kemudian dari Qaran. Ia pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali tinggal sebesar mata uang dirham. Kalau ia bersumpah dengan nama Allah, niscaya akan dikabulkan sumpahnya. Jika kamu dapat meminta agar ia berkenan memohonkan ampunan untukmu, maka laksanakanlah! '

Setelah itu, pejabat Kufah tersebut Iangsung menemui Uwais dan berkata kepadanya; 'Wahai Uwais, mohonkanlah ampunan untukku! ' Uwais bin Amir dengan perasaan heran menjawab; 'Bukankah engkau baru saja pulang dari perjalanan suci, ibadah haji di Makkah? Maka seharusnya engkau yang memohonkan ampunan untuk saya.' Pejabat tersebut tetap bersikeras dan berkata; 'Mohonkanlah ampunan untukku hai Uwais? ' Uwais bin Amir pun menjawab; 'Engkau baru pulang dari ibadah haji, maka engkau yang Iebih pantas mendoakan saya.' Kemudian Uwais balik bertanya kepada pejabat itu; 'Apakah engkau telah bertemu dengan Khalifah Umar bin Khaththab di Madinah? ' Pejabat Kufah itu menjawab; 'Ya. Aku telah bertemu dengannya.' Akhirnya Uwais pun memohonkan ampun untuk pejabat Kufah tersebut. Setelah itu, Uwais dikenal oleh masyarakat luas, tetapi ia sendiri tidak berubah hidupnya dan tetap seperti semula. Usair berkata; 'Maka aku memberikan Uwais sehelai selendang yang indah, hingga setiap kali orang yang melihatnya pasti akan bertanya; 'Dari mana Uwais memperoleh selendang itu? '\" (HR Muslim)

2. Juraij
Cerita tentang Juraij, ahli ibadah yang membuat ibunya jengkel:

Dari Abu Hurairah berkata; \"Juraij beribadah di tempat ibadahnya, \" -Abu Hurairah berkata; - \"Lalu ibunya datang seraya berkata; 'Wahai Juraij, aku ibumu, jawablah, \" Abu Rafi' berkata; Lalu Abu Hurairah mencontohkan sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengcontohkannya seraya meletakkan tangannya pada bulu mata sebelah kanan. Abu Hurairah berkata; \"Dan ibunya mendapati Juraij masih dalam shalatnya, Juraij pun berkata; 'Ya Allah, ibuku atau shalatku yang harus aku penuhi? ' maka Juraij memilih untuk meneruskan shalatnya. Kemudian ibunya kembali mendatanginya (di tempat shalat), dan masih mendapati Juraij sedang shalat, ia berkata; 'Wahai Juraij, aku ini ibumu, jawablah.' Juraij berkata dalam hatinya; 'Ya Allah, ibuku atau shalatku, ' maka ia tetap memilih shalatnya. Lalu ibunya mendatanginya dan mendapatinya sedang shalat, ia berkata; 'Wahai Juraij, aku ini ibumu, jawablah aku, ' Juraij berkata dalam hatinya; 'Ya Allah, ibuku atau shalatku, ' maka ia tetap memilih shalatnya.

Dan akhirnya Ibunya berkata; 'Ya Allah, Juraij ini adalah anaku, aku telah mengajaknya berbicara (memanggilnya) tetapi ia tidak menjawabku, Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia bertemu dengan seorang wanita pelacur.' sekiranya ia berdoa supaya Juraij mendapatkan fitnah, maka Juraij pasti akan mendapatkan fitnah itu.\" Abu Hurairah berkata; \"Ada seorang penggembala kambing yang bernaung di rumah ibadahnya, \" Abu Hurairah berkata; \"lalu wanita pelacur itu keluar dan berzina dengan penggembala kambing tersebut dan melahirkan seorang bayi laki-laki, \" maka ditanyakan keada wanita tersebut; 'Bayi ini anak siapa? ' maka wanita pelacur itu menjawab; 'Anak pemilik rumah ibadah.' lalu orang-orang pun mendatangi rumah ibadah Juraij dengan membawa kapak dan sekop mereka, mereka memanggil Juraij namun ia enggan untuk menjawabnya, akhirnya mereka menghancurkan rumah ibadahnya. Maka turunlah Juraij menemui mereka, mereka lalu berkata; 'Bertanyalah kepada wanita ini.'\" Abu Hurairah berkata; \"Aku menyangka bahwa Juraij tersenyum, \" Abu Hurairah berkata; \"Juraij lalu mengusap kepala bayi itu seraya bertanya; 'Siapa bapakmu? ' maka bayi itu menjawab; 'Penggembala kambing, ' dengan serta merta mereka berkata; 'Wahai Juraij, kami akan membangun kembali rumah ibadahmu yang telah hancur dengan emas dan perak, ' tetapi Juraij menjawab; 'Tidak, bangunlah dengan tanah kembali, ' lalu mereka pun melakukannya.\" Berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id mantan budak Bani Hasyim berkata; telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Umar bin Abu Salamah dari bapaknya dari Abu Hurairah Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Ada seorang lelaki pedagang dari Bani Isra`il, kadang ia mengurangi timbangan dan kadang melebihkannya, kemudia ia berbicara (terhadap dirinya); 'Perdagangan semacam ini tidak ada kebaikannya, ' maka ia berkata lagi; 'Aku akan melakukan perdagangan yang lebih baik dari ini, ' lalu iapun membangun tempat ibadah dan beribadah di dalamnya, dan ia disebut dengan panggilan Juraij, \" lalu ia menyebutkan sebagaimana hadits diatas.\" (HR Ahmad)

3. Alqomah
Sedangkan cerita tentang Alqomah, karena haditsnya lemah, maka tidak perlu ku tampilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar