Kamis, 24 Mei 2012

Menghadapi Raja Ngeyel


Suatu hari aku pernah menjelaskan kepada seseorang tentang sesuatu yg dia salah dan tidak mengetahui dasar ilmu atas apa yg diucapkannya. Eh dia ngotot 'pokoknya'. Lho. Lho. Aku sampe terdiam. Bengong.
Bahkan tanpa dasar ilmu dia mendebat. Apapun yg penting ngotot (lebih mengandalkan otot daripada otak). Grrh, rasanya pengen kokang shotgun, kraak krook -
"Hasta la vista, beibeh." jleemmmm !!

Coba liat komik strip bikinanku kemaren di bawah ini. Pernah kah menghadapi kisah begini?
Ketika terjadi perbedaan pendapat, dalil yg shohih sudah disampaikan tapi tetep aja lawan bicara kita ngeyel. Yg penting ngeyel. Pokoknya debat. Pokoknya ngotot. Pokoknya sampe lawan bicara kalah omong dan yg satu merasa menang. Padahal kadang tidak disertai ilmu sama sekali.
Oke lanjut.
Dan ketika kemudian terjadi debat kusir, ujung2nya jadi sama2 emosi, jadi sama2 merasa benar sendiri, bahkan bisa sampe gontok2an. Akhirnya terjadi perpecahan dan permusuhan (pdhl mgkn ini terjadi di kalangan sesama muslim sendiri).

Jadi begini aja menyikapinya.
Jika ada perbedaan pendapat, ga usah adu mulut, apalagi sampe emosi. Sampaikan argumentasi kita dengan sopan, dengan cara yg lebih baik (liat QS. An Nahl: 125) dengan disertai hujjah.

Berikut terjemahannya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An Nahl: 125)

Hujjah itu rujukan, yang mendasari argumen kita. Dalam hal ini tentu aja Al Qur'an dan sunnah Rasulullah lah rujukan kita, dengan pemahaman salafus sholeh, generasi terbaik yg pernah ada di muka bumi ini. Berpeganglah pada keduanya (Al Qur'an dan sunnah Rasulullah), niscaya kita tidak akan tersesat.

Hindarilah debat dgn orang2 yg pandai bersilat lidah, yg hanya mengandalkan hawa nafsu tanpa didasari ilmu agama. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Orang yg paling dibenci Alloh adalah orang yg paling keras penentangannya lagi lihai bersilat lidah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi cukuplah kasih satu dua kali argumen, sertakan dalil pendukung argumen kita.
Cukup.
Doa kan kebaikan bagi saudara kita itu. Lalu tinggalkan lah debat.
Inna robbaka (Sesungguhnya Tuhanmu) huwa a'lamu bimandhola ansabiilih (Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya), wa huwa a'lamu bilmuhtadiin (dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).

Abu Umamah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Aku menjamin sebuah rumah di pinggiran syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah syurga bagi orang yang meninggalkan dusta, dan sebuah rumah di puncak syurga bagi orang yang memperelokkan akhlaknya.” (H.R. Abu Dawud, hasan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar