Allahu Akbar, Allahu Akbar |
"Ayo, ke lantai dua, ada PT. Wawawa." ujar supervisor ku dengan buru2 dan muka memerintah. Nampak temenku satu tim udah siap2 mengemasi berkas yang akan dibawanya menemui tamu. Sementara aku, langsung berdiri, jalan keluar ruangan, masuk lift dan turun ke lantai 1.
Lho? Kok lantai 1? Bukannya ke lantai 2?
Iya, lantai 1.
Bukankah adzan udah berkumandang?
Kata Ustadz Abdullah Zaen, "Ketika kita mendengar suara muadzin, "Allahu Akbar. Allahu Akbar." artine napa?" Beliau bertanya kepada jamaahnya, dengan logat Purbalingga, "Artine napa? Artine, Allah Maha Be? Maha Besar."
Beliau lalu melanjutkan, "Berarti selain Allah napa?
"Keccciiiiiiil." katanya.
"Tokone keciiiil. Warung e keciiiil. Sekolahane keciiil. Sawah e keciiiil. Bumasakke napa? Keciiiiil."
(bumasakke ini mgkn maksudnya menanyakan masakannya ibu2 di dapur kali ya, logat nya ngapak gitu)
Maka PT. Wawawa pun menjadi keciiiil.
Biarlah mereka menunggu sejenak 10-15 menit di ruang pertemuan yang cozy dan sejuk ber-AC.
Dan yang kutahu BigBoss ku ini sholih, konon beliau senang berpuasa sunnah, sholat jamaah pula di masjid. Maka beliau tentu mengerti betul soal ini.
Dan usai sholat, saat kembali ke ruangan, ternyata temenku bilang, "Salah Mas, ternyata tadi yang dateng bukan PT. Wawawa yang sedang kita tangani, tapi PT. Wawaua (namanya mirip). Tamunya orang lain."
Oalah yo yo.
Hihihi.
Alhamdulillah ya.
Temenku sepertinya jadi nyesel deh karena ga ikutan jamaah Dzuhur tadi, padahal dia sehari2nya selalu di shaf terdepan.
Ilal liqa'.
Semoga bermanfaat.
masih sering menunda-nunda waktu sholat. Makasih dah diingatkan T_T
BalasHapus@namaku elok: cemungut ea elok!
BalasHapus