"Yaa Allah.." T_T |
Betapa masih jauhnya aku dari judul pengen jadi baik.
Mungkin kamu juga begitu? Merasakan hal yang sama seperti yg kurasain, betapa masih lemahnya diri ini. Betapa jauhnya antara perkataan dengan perbuatan.
Apa mungkin begini kah yang dirasakan oleh Hanzalah, sahabat Rasulullah yang mengaku dirinya munafik. [1]
Terasa memang, betapa beratnya untuk selalu istiqomah.
Sahabatku fillah, apakah lantas keburukan kita menghalangi kita dari berdakwah?
Imam Said bin Jubair berkata: “Jika seseorang tidak mau mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran sehingga keadaan dirinya sempurna, maka tidak akan ada seorang pun yang akan mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran.”
Imam Malik amat setuju dengan pernyataan Imam Said bin Jubair ini dan sebagai tanda dukungannya, beliau menambah: “Dan siapakah antara kita yang lengkap dan sempurna?” (al-Jami' Li Ahkami al-Quran, Imam Qurthubi).
Al Hasan berkata kpd Mutharrif bin Abdillah, "Nasihatilah teman2mu." Ia menjawab, "Aku takut mengatakan sesuatu yang tidak aku lakukan!"
Al Hasan menimpali, "Semoga Allah selalu merahmatimu, adakah di antara kita yg melakukan semua yg Allah perintahkan? Syaitan berharap agar sewaktu2 ia bisa menang melawan kita dalam masalah ini sehingga tidak ada seorangpun yg mau menyuruh kepada yg ma'ruf dan mencegah yg munkar."
(Tafsir Al Jaami' li Ahkaamil Qur-aan, karya Al Qurthubi)
Andai setiap orang saling membongkar dan menyebar aib orang lain, tentu ngga akan ada lagi orang yg mau mendengar nasehat kebaikan dari sodaranya T_T
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengghibah kaum muslimin dan jangan mencari-cari/mengintai aurat (aib/cela/kejelekan) mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat kaum muslimin, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya di dalam rumahnya (walaupun ia tersembunyi dari manusia).” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Kata Syaikh Al-Albani: “Hasan shahih.”)
Sebutlah seorang ustadz yang kerap memberi ceramah di masjid2, tapi istrinya belum berhijab dengan sempurna. Mari kita berkhusnudzon kepadanya bahwa beliau sudah berusaha keras menasehati istrinya, apadaya belum berhasil. Tengoklah kisah Nabi Nuh yang juga belum berhasil membuat anak istrinya beriman.
Namun bisa jadi ada sebagian orang di luar sana yg lalu meniup2kan aib ini kemana2, "Istrinya sendiri ngga bisa dinasehatin kok udah ceramahin orang lain!" Maka orang2pun lalu menjauhi dakwah yg dinasehatkan ustadz tersebut.
Na'udzubillahi min dzalik.
Allah Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji2 di kalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat….” (QS. An-Nur: 19)
Maka saudaraku fillah, tutup lah aib orang lain ketika kabar itu sampai kepada kita. Semoga Allah Ta'ala juga menutup aib kita, aamiin.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim)
Catatan hadits: ___________________
[1] Dari Hanzhalah al-Usayyidi, dia berkata -sedangkan dia itu adalah termasuk salah satu juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- dia mengatakan; suatu ketika Abu Bakar menemuiku dan berkata, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?”.
Hanzhalah mengatakan; Maka aku katakan, “Hanzhalah telah menjadi munafik.”
Abu Bakar mengatakan, “Subhanallah! Apa yang kamu ucapkan?”.
Hanzhalah menjawab; Kukatakan, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mengingatkan kepada kami mengenai neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah kami benar-benar bisa melihatnya secara langsung dengan mata kepala kami saat itu. Namun, ketika kami sudah meninggalkan majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kami pun sibuk bersenang-senang dengan istri-istri dan anak-anak serta sibuk dengan pekerjaan kami sehingga kami pun banyak lupa.”
Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku pun menjumpai perkara yang serupa.”
Maka aku bersama Abu Bakar beranjak menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan aku katakan di hadapan beliau, “Hanzhalah telah menjadi munafik, wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apa yang kamu maksudkan?”. Aku katakan, “Wahai Rasulullah, ketika kami berada di sisimu anda mengingatkan kami mengenai neraka dan surga sampai-sampai itu semua seolah-olah tampak di depan mata kepala kami lalu ketika kami meninggalkan majelismu maka kami pun sibuk bersenang-senang dengan istri-istri dan anak-anak serta pekerjaan sehingga membuat kami melupakan banyak hal.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian selalu berada dalam kondisi sebagaimana ketika berada di sisiku dan terus-menerus sibuk dengan dzikir niscaya para malaikat pun akan menyalami kalian di atas tempat pembaringan dan di jalan-jalan kalian. Namun, wahai Hanzhalah. Ada kalanya begini, dan ada kalanya begitu.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali (HR. Muslim)
[2] Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu
Abdirrahman Mu’adz bin Jabal rodhiallohu ‘anhu, bahwa Rosululloh sholallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Alloh di mana pun
kamu berada, iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat
menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang
baik.” (HR Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini hasan. Dalam naskah lainnya
dikatakan, hadits ini hasan shohih)
jangan2 judulnya keliru, mas
BalasHapus'everybody makes mistakes' kan ya yg tepatnya?
@hikari: mohon maklum lah akhi, namanya jg everybody makes mistakes, hahaha (raja ngeles)
BalasHapusmakasih koreksinya ^_^
Baru baca mas. Matur suwun. Baru tau dan baru nyadar yang ini :
BalasHapusImam Said bin Jubair berkata: “Jika seseorang tidak mau mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran sehingga keadaan dirinya sempurna, maka tidak akan ada seorang pun yang akan mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran.”
Imam Malik amat setuju dengan pernyataan Imam Said bin Jubair ini dan sebagai tanda dukungannya, beliau menambah: “Dan siapakah antara kita yang lengkap dan sempurna?” (al-Jami' Li Ahkami al-Quran, Imam Qurthubi).
sama2 mas agus, moga bermanfaat ya
Hapus