Yang paling deg2an bagiku adalah ketika namaku disebut oleh ustadz ku -Ust. Hari, Lc, MA semoga Allah senantiasa menjaga beliau-
Katanya, "Yak lanjutnya, Pak Ardian."
Deg, rasanya setiap namaku disebut.
Lemes lutut ini.
Lunglai bahu ini.
Mataku yg sipit pun berusaha membaca.
Di buku itu ngga ada huruf latin nya sama sekali. Semuanya hurup arab, dan miskin harokat. Udah gitu hurupnya kecil2, ampun deh. Akupun mulai menebak2 bacanya, terbata2 dan putus2. Sampai Beliau ngambil bantal trs ditinju, "Yaas-salaam." Bikin ngakak2 temen yg lain hihihi.
Berkesan banget tuh bagiku, seorang ustadz yang -konon- hafal 30 juz Al Qur'an melempar bantal ke udara lalu meninjunya, hihihihi, lucu.
Buku pelajaran pun kemudian kumajuin, kumundurin.
Ini ta apa nun. Fa apa wa. Ada titiknya apa engga. Titiknya satu apa dua. Bureng, kecil, serba ngga jelas.
"Kayanya mataku plus nih." bisikku pada Ust Musni yg duduk di sampingku kala itu.
"Nggawe kocomoto Bah." sarannya.
Sejak saat itu lah aku menyadari sumthing's wrong yaw with ma eyes.
Aku merasa kalo aku mulai jelas membaca ketika obyeknya kujauhin. Jadi kaya orang2 tua gak sih?
Saat makan dgn piring di tangan kiri dan sendok di tangan kanan pun, aku merasa tempe tepung ku bureng, sayur sawiku bureng, nasi putihku pun bureng.
Well -menghela nafas-
Di antara dua kakakku cowok, cm aku yg ngga berkacamata.
Sudah tiba kah kini waktunya aku berkacamata plus?
"Udah lah Pa, ayo beli kacamata." kata Mama K, "Beli kacamata yg biasa aja, ngga usah yg gaya2." Dikira mama K aku masih cowok yg gaul trendy dan suka barang bermerk kali hihihi.
"Aku mau beli kacamata putih." kataku iseng.
"Frame-nya putih?" ulang Mama K dgn terkejut.
"Iya." jawabku ama nyengir.
"Wagu Pa!" katanya.
Hihihi Mama K kadang suka seriusan orangnya.
Ya moso sih aku pake kacamata gagangnya putih, emangnya Uya Kuya apa? qeqeqeq.
Mulai terasa ya, sahabat.
Rambut yg dulu tebal akan menipis. Sebagian orang ada yang memutih.
Kulit yg dulu kencang mulai mengendur.
Perut yg dulu rata kini mulai membuncit.
Ingatan yg dulu jernih kini mulai memudar.
Gigi yang dulu utuh kini mulai dicabutin satu demi satu. Ada yang diganti gigi emas (dgn alasan katanya investasi emas menguntungkan hihihihi).
Sedikit demi sedikit nikmat diambil dari kita, seiring bertambahnya usia.
Sedikit demi sedikit kita diingatkan, bahwa kesempatan kita berteduh di dunia ini ngga akan lama lagi.
-hmmh-
Menghela nafas.
Kayanya, aku memang akan berkacamata.
We'll see lah.
setelah berkacamata lalu lari ke telepon umum ganti baju |
Hihihi.. Gpp Om Squ!
BalasHapusTanbah cakep, kalo pake kaca mata.. n bisa jadi murid menengah ke atas :p
@ukhty a'yun: uhuk, makasih support nya ya! means a lot
BalasHapus@fatika: hohoho seneng ono bolone :p