Kamis, 16 Februari 2012

Rumah Sakit Sana, Rumah Sakit Sini (Bagian Pertama)

Assalamualaikum, ketemu lagi ya akhi wa ukhti fillah rohimakumullah.
Kayanya udah lama jg aku ngga nulis2.
Ceritaku kali ini adalah cerita seputar rumah sakit sana dan rumah sakit sini. Cerita tentang orang2 sakit di sana dan musibah yg sedang mereka alami.
Semoga ada manfaat yg bisa dipetik dari tulisan ini, karena sebenarnya setiap musibah yg dialami seseorang bisa menjadi cermin bagi orang lain untuk bersyukur. Seperti kata Ustadz Choiri kemarin di mushola kantor, diperlihatkan lah kepada penduduk surga bagaimana menderitanya keadaan di neraka, supaya mereka semakin bersyukur kepada Alloh Ta'ala [1].
O iya, sebelum dilanjut aku bercerita.
Sebentar aja, coba bayangin saat ini kita lagi terbaring sakit di ranjang Rumah sakit, lemah, diinfus. Bayangin sebagian badan kita dibalut selimut bergaris2 itu -yang khas Rumah sakit, you know what i mean-. Lalu ada perawat ngepel lantai dengan bau pembersih ruangan, ada keluarga kita yang lagi ngobrol ama pasien lain. Di meja ada buah2an dari kerabat yg datang, ada termos, ada botol aqua. Di luar kamar ada ibu-ibu jualan nasi yang masuk-masuk di lorong, ada wajah-wajah asing orang yang sekedar ngintip apakah kita keluarganya atau bukan. Dan waktu terasa lambat sekali, berharap kapan sembuh dan kapan bisa segera pulang.
Alhamdulillah, akhi, ukhti, kita tidak sedang sakit sekarang.

Ikhwatal Islam rohimakumullah.
Satu dua bulan terakhir ini kami bertiga -aku, Kevin dan mama nya- selalu mondar-mandir rumah sakit sana dan sini hampir setiap hari. Kenapa kok sana sini? Soalnya emang begitu, Rumah sakitnya lebih dari satu, habis dari RS yg ini dirujuk ke yg itu, lalu kembali ke RS yg ini, dokternya besok di RS yg itu. Keliling deh dari puskesmas, RSUD maupun Rumah sakit-rumah sakit swasta. Dan alhamdulillah, banyaak sekali cerita sehari2 yg kami temui yang insya Alloh bermanfaat dan barangkali ada yg bisa kuceritakan kembali di sini.

Lho emang siapa yg sakit squ?
Pertanyaan itu pasti muncul duluan dan ga bisa dihindari.
Yg sakit Kevin dan Mama nya juga. Dan bukan diopname kok, jadi kami mondar-mandir ke RS itu untuk fisioterapi. Alhamdulillah sekarang sudah membaik, dan sudah ngga harus bolak-balik setiap hari lagi.

Lho kok musibah dicerita2in sih squ? Apa ngga pamer musibah ini namanya. Apa tulisan begini ngga mengharap empati dari orang lain?
Hihihi engga engga. Mengharap empati dari orang lain ngga akan jadi apa2. Yang bener, berharap ama Alloh Ta'ala semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua. Dan bukan pamer musibah, soalnya ini bukan cerita soal kami. Insya Alloh ngga ada unsur mengeluhnya sama sekali. Kembali ke awal tulisanku tadi, bahwa setiap musibah yg dialami seseorang bisa menjadi cermin bagi orang lain untuk bersyukur.

Ya kembali ke sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam aja (yang diriwayatkan dalam hadits shohih Imam Bukhari): innama a'malu binniyat. Kalo di hatiku ada niat mengeluh, pamer musibah dan berharap empati, semoga Alloh mengampuni kesalahanku, kalo di hatiku ada niat untuk dakwah, semoga Alloh mencatatnya sebagai amal kebaikan, aamiin aamiin.

Oke, lanjot.
Seperti yg kusebutkan tadi, kami berkeliling, dari puskesmas yg begitu sederhana, lalu RSUD-RSUD, hingga ke Rumah sakit swasta besar megah mewah yg ternyata ongkos berobatnya super murah, Masyaa Alloh. Kadang kami baru sampai rumah malam hari. Udah gitu pernah suatu hari, karena berpindah2 rumah sakit, handphone nya Mama K hilang. "Waduh jatoh di rumah sakit yg mana nih." Alhamdulillah ketemu di salah satu rumah sakit. Ternyata handphone tersebut ditemukan oleh orang yg sedang menjenguk kerabatnya yg sakit, sebuah keluarga yg bersarung dan berkopiah, seperti penampilan keluarga dari pondok pesantren. Semoga Alloh merahmatinya.

Pemandangan yang banyak kita temui di RS adalah orang2 yg besuk, berkunjung, takziyah kepada keluarga atau kerabatnya yg sakit. Tujuh puluh ribu malaikat lho yang mendoakan orang yg berkunjung ke orang muslim yg sedang sakit [2]. Jadi mulai sekarang, kalo denger ada kabar saudara kita sesama muslim yg sakit, sisihkan lah waktu untuk menjenguk dan mendoakan. Semoga Alloh memudahkan kita untuk mengamalkannya.

Sayangnya ya akhi. Kok masih aja ada orang ngrokok di Rumah sakit, sambil kaki diangkat satu, mata menerawang, sebal-sebul, sedat-sedot ngga tau malu. Asepnya kemana-mana. Begitu pula di ruang tunggu, setiap pagi anter Kevin, di lantai banyak abu rokok berceceran sisa semalem, belum sempat disapu petugas cleaning service pagi.

Tau kah kalo rokok itu haram? Oke, ngga mau ya dibilang rokok haram. Bahkan ada yg mentertawakan kalo rokok dibilang haram. Lalu apa dong? Disebut makruh ya? Dlm kitab Mausuu'ah Al-Manaahiyyisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah (Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali) disebutkan org yg terus menerus berbuat makruh akan hilang keshalihan dalam dirinya.

Menunggu keluarga yg sakit memang kadang membosankan ya? Bingung akan menghabiskan waktu dengan apa. Padahal salah satu bahan utk berbuat maksiyat adalah waktu, ya akhi. Akhirnya bisa jadi waktu dihabiskan dgn sia2. Misalnya ya ngrokok itu tadi. Atau kalo ada temennya trs ngegosip ngomongin keburukan orang lain. Padahal, semua gosip kabar aib org lain bisa behenti di kita, ketika kita ngga menceritakannya lg ke org lain. *andai semua orang serentak berfikir begini*

Sementara kalo kita sibukkan diri dgn hal2 yg bermanfaat: sambil nunggu pasien kita ngaji, baca kitab2 ulama, denger pengajian & perbanyak amalan sholih lainnya, maka habis sudah waktu yg ada diisi dgn kebaikan. Habis sudah kesempatan utk berbuat maksiyat.

Bukan dengan malah durhaka kepada Alloh, mengeluhkan musibah dan jadi ngga ridho dengan kehendak Alloh. Seharusnya kita malu utk mengeluh ketika salah satu nikmat kita diambil Alloh, sementara kenikmatan yg lain teruuusss mengalir kepada kita.

-Insya Alloh masih berlanjut di Bagian Kedua-

Catatan hadits:________________
[1] Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang yang masuk surga pasti akan diperlihatkan tempat tinggalnya di neraka bila ia berbuat jahat, agar semakin bersyukur kepada Allah. Dan setiap orang yang masuk neraka, pasti akan diperlihatkan kepdanya tempat tinggalnya di surga kalau ia berbuat baik, agar semakin timbul penyesalannya” (HR. Bukhari)

[2] Rasulullah bersabda: "Jika seseorang berkunjung kepada saudaranya yang muslim (yang sedang menderita sakit), maka seakan-akan dia berjalan-jalan di syurga hingga duduk. Apabila sudah duduk, maka dituruni rahmat dengan deras. Apabila dia berkunjung di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo'akan-nya agar mendapat rahmat hingga sore hari. Apabila dia berkunjung di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo'akannya agar diberi rahmat hingga pagi hari".
 (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah: 1/244 dan Shahih Tirmidzi: 1/286. Ahmad Syakir menyatakan bahwa hadits tersebut adalah shahih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar