Senin, 12 Maret 2012

Cappuccino Art dan Abdurrahman bin Auf

Tau ya, kalo dulu aku hobby banget ama yg namanya tembak2an airsoftgun. Bersama kakak dan temen2ku, kami bergabung dalam tim Komunitas R-soft Djombang atau KRD -cuma banyak yg mlesetin jadi KDRT, haghaghaghag-. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari hobby yg satu itu walaupun sometimes kangen juga nembakin temen sendiri (kejem amat, hihihihi).

Nah, kakakku bilang ada salah satu temenku di airsoftgun yang baru saja buka coffeeshop di Jombang, alias warung kopi. Namanya Eazy Coffee di jalan wahid hasyim. Waah seru juga. Setauku sih di Jombang belum ada. Adanya sih warung kopi yg di pinggir jalan yg sekalian jual ote2, pisang goreng, ketan, dan sego sadukan. Keren nih kalo gini, ga perlu harus ke Surabaya kalo pengen ngopi enak. Berdasarkan cerita, dia harus belajar dan menimba ilmu dulu ttg kopi dan bagaimana menjadi seorang barista.
Wohoho, kayanya serius nih.


So, aku, Mama K dan Kevin pun siang2 main ke sana. Baru buka beberapa hari sih, tp ternyata pengunjungnya banyak, alhamdulillah. Tempatnya lumayan keren. Dengan nuansa agak gelap, lampu2 gantung. Langit2 hitam, persis seperti gambaranku gimana seharusnya tempat nongkrong yg cozy. Yg beda dengan yg kumau cuma ngga ada sofa empuk buat duduk nyender ^_^

Pertama kami datang, diterima oleh barista cowok yg berambut harajuku. Karena belum banyak tau ttg menu yg dihidangkan di situ, maka kami pun pesen yg umum2. Kevin pesen hot classic cappuccino, aku pesen hazelnut latte dan Mama K pesen juz stroberi apa gitu (lupa namanya). Kalo makannya kami sepakat pesen spaghetti tiga piring.

Sebenernya sih kemudian Mama K protes kenapa ga coba yg lain. Tapi aku berdalih kakakku merekomendasikan spagheti nya dulu. Well, oke lah, utk tahap awal aku pesen ini dulu aja. Next, kita pesen yg lain.
Itu lho, gara2nya Mama K lirak lirik sana sini ketika menunggu pesanan di antar. "Pa, mbak itu pesen apa ya?" Begitu juga Kevin yg kemudian nanya, "Pa, yang itu minumnya kok gitu Pa?" Wah iya kami bertiga jadi pengen juga, gara2 liat pesenan orang lain haghaghag O_o (norak mode on).

salah satu gambar cappuccino art di dinding

Dan akhirnya pesanan kami pun datang. Hot cappuccino nya ennaak. Disediain dua gula, mau yang gula biasa atau gula merah. Karena kami pesan yg hot classic, maka di atasnya ngga pake cappuccino art yg bentuknya macem2 itu. Tau kan ya, yg ada bentuk bunga-bunga, love, atau yg model tabur. Tapi yang berkesan banget menurutku adalah minuman yg kupesan: Hazelnut latte. Top, cuy. Cobain deh kalo mampir ke sini. Harganya pun murmer, pas di kantong.

Sepulang dari Eazy Coffee, ternyata Kevin ngomong diulang2 mulu, "Pa pengen heznat lete Pa."
"Hazelnut latte."
"O iya Pa pengen hazelnut latte Pa." Gitu mulu.
Mama K nyeletuk, "Papa pesen itu lho Pa yg kaya mbak Bank Mandiri, yg kaya ada astornya."
"Trs sama yg kaya mas2 sebelah itu kopinya ada tempatnya khusus."
Oke oke. So lain hari kami pun mampir ngopi lagi ke situ. Dan kamipun memesan apa yg sudah kami hayalkan waktu di rumah. Sebagian ku foto nih.

ini lho yg Mama K bertanya2, "Itu buat apa nya Pa?"

Oke lanjut.
Sambil kami menikmati hidangan, datanglah temenku yg punya Eazy Coffee. Dia mengenakan celemek, dgn pin bulet di dada bertuliskan "Hi, My Name is Bob". Kamipun ngobrol2. Dia bercerita ttg bagaimana dia membangun bisnis2nya, bercerita bagaimana dia belajar, bercerita tentang kopi ini kopi itu. Kebetulan coffeeshop nya menyediakan black coffee original dari seluruh nusantara. Sayang website nya masih underconstruction gitu, jadi belum bisa kukasih link nya di sini.

Dia bercerita panjang lebar tentang kopi seperti begituuu menguasai bidangnya. Dia juga bilang, "Kalo mau mas, pembeli juga bisa diajarin bikin cappuccino art (dengan syarat dan ketentuan berlaku) di sini." Wooow, aku, Mama K dan Kevin bengong manggut2 waktu diceritain.

Aku langsung menyimpulkan sesuatu dalam benakku.
Bahwa, sebelum kita memulai sesuatu, pelajari betul. Pahami secara mendalam bidang yg ingin kita geluti. Pelajari dengan sungguh-sungguh!

Ah.
Kenapa tiba2, saat dia bercerita itu, aku lgsg teringat Abdurrahman bin Auf radhiallahu anhu.
Ketika beliau hijrah ke Madinah dan akan memulai lagi dari nol, beliau berkata kepada sahabat anshor Sa'ad bin Rabi', "Tunjukkan kepadaku di mana pasar Madinah?" Dan kemudian perniagaannya berkembang pesat, dan dia menjadi orang terkaya di Madinah.
Bagaimana bisa? Ternyata, dikutip dari penjelasan Ustadz Felix Siauw, "Selain mental kaya, Abdurrahman juga memahami secara mendalam seluk beluk perdagangan secara teknis. Abdurrahman tidak hanya memiliki mental saja, tapi dia juga menguasai pasar."

Belajar dari Abdurrahman bin Auf yang lain, (masih dari cerita Ustadz Felix Siauw) beliau radhiallahu anhu meniatkan semua hartanya untuk diinfakkan di jalan Allah semaksimal mungkin. Pada saat perang Tabuk beliau menginfakkan 200 uqiyah emas dari hartanya ( 1 uqiyah emas = 29,75 gram emas), sehingga Umar mengkhawatirkan apakah Abdurrahman menyisakan untuk keluarganya. Saat ditanya Rasulullah perkara uang yang dia tinggalkan untuk keluarganya, beliau menjawab “Mereka kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang kusumbangkan.” Rasul melanjutkan pertanyaannya “Berapa?” Maka Abdurrahman menjawab: “Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah.”

Subhanalloh.
Semoga kita semua bisa seperti beliau: Abdurrahman bin Auf radhiallahu anhu ya. Sebagai seorang ahli sodaqoh yang pandai dan paham betul dengan perniagaan yg digelutinya, lalu sukses dalam pekerjaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar