Jumat, 08 Juni 2012

Whistleblowing Pajak Sudah Bekerja

Gerah banget ama berita-berita di tv yang lagi-lagi memojokkan Direktorat Jenderal Pajakn (DJP). Prestasi tertangkap tangannya TH dan JG di restoran padang hasil kerjasama Kitsda DJP dan KPK bukan ditanggapi positif dan diacungi jempol, eeh malah DJPnya yang dikata-katain lagi. *tepok jidat*.
Inhale. Exhale.
Sabar. Sabar.

Jadi begini, seperti udah dijelaskan dengan jelas ama Pak Fuad kemaren (dan sayangnya, sepertinya si pembawa acara ga ngerti atau ga mau ngerti), bahwa ini adalah kerjasama antara Kitsda (internal affair di DJP) dengan KPK. Kitsda sebagai pemberi data, sedangkan KPK yg mengeksekusi. Kenapa kok harus kerjasama dengan KPK? Karena KPK dipandang memiliki infrastrukur yg memadai untuk mengeksekusi hal seperti ini. Udah bidangnya lah ya.
Trs kenapa kok ngga Kitsda sendiri yg membina, memanggil orangnya ybs dan ditegur? Karena Pak Fuad bilang, DJP ingin memberi jera kepada pegawai pajak nakal (penerima suap) dan wajib pajak nakal (pemberi suap) nya sekaligus. Kalo cuma intern DJP yang dibina, maka wajib pajak nakal di luar sana jadi tidak tersentuh.


Jadi KPK bertindak memang atas data dari Kitsda. Sedangkan Kitsda mendapat data dari mana?
Dari whistle blower.

Di intern DJP, di setiap komputer di setiap meja, terdapat aplikasi whistleblowing system DJP, di mana setiap pegawai pajak bisa melaporkan temannya yg dia tau melakukan tindakan negatif dengan fakta yang sebenarnya. Pengaduan tersebut akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pegawai yang berdasarkan hasil investigasi, hasil penelitian pendahuluan, dan hasil pemeriksaan terbukti dengan sengaja membuat pengaduan palsu dan/atau membuat pengaduan yang berisi fitnah, dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan yang berlaku (ini untuk menghindari terjadinya surat kaleng dsb nih).
Dan kepada wistleblower mendapatkan reward yg menggiurkan lho. Karena DJP memang bersih di tangan kita sendiri. Karena dengan mendiamkan, sudah termasuk pro korupsi.

Misalnya ya. Kalo kita tau ada oknum polisi di jalan terima suap dari oknum pelanggar lalu lintas, dan kita diem saja. Well, berarti kita pro korupsi. Misalnya kita tau ada temen kita menang tender sebuah proyek konstruksi dengan menyuap instansi pemerintah dan kita diem aja, yup, berarti kita pro korupsi.

Oke contoh lain.
Sebutlah, di sebuah komplek ada sepuluh rumah tinggal. Dari luar sih rumah itu semua tampak biasa2 aja seperti rumah kebanyakan, dan kita yang di luar ngga bisa tau dalemnya bersih apa engga. Tapi kita cuma denger kabar burung, konon, bahwa semua rumah itu dalemnya kotor.
Ah masa sih? Iya kata media begitu.
Dan ternyata, ada satu rumah lho yg selalu bersih2. Ada yg nyapu2, ada yg ngepel lantai, ada yg buang sampah keluar.
Lha lucunya, rumah yg sudah bersih2 kok malah dikatain, “Itu rumah kotor amat sih!! Ngga becus tuh”
Hmmmhh. Mengelus dada. Allahul musta’an.
Bukankah seharusnya DJP disupport? Bukankah seharusnya rumah2 lain pun mencontoh DJP untuk bersih2?
Adakah instansi pemerintah lain di Indonesia selain DJP yang sudah menerapkan Whistleblowing System? Jawabannya, belum ada!

Satu lagi.
STAN ikut dibawa2. Alumni STAN ditangkap lagi, KPK dapet acungan jempol.
Lho, tidak tahukah kalo alumni STAN juga banyak yg menjadi petugas KPK? Ya ngga tau lah, taunya cuma menghujat sih.

Mantan pimpinan KPK Amien Sunaryadi merupakan alumni STAN, tapi bukan berarti dia membela STAN, dia hanya ingin agar masyarakat melihat secara jelas. Khusus soal TH ini, sepengetahuan Amien, yang melakukan penangkapan pun alumni STAN. “Yang ikut beroperasi itu anak-anak STAN juga yang di dalam KPK. Mereka mendapat pembinaan yang bagus,” jelasnya kepada detik.

Terakhir, sebelum ane berangkat ke jalan, ada ribuan pegawai DJP yg setiap hari turun ke jalan Gan. Door to door, mendata responden Sensus Pajak Nasional, untuk menciptakan keadilan yg merata. Seperti kata Pak Fuad semalem, 32 ribu pegawai DJP bukan malaikat yg ga pernah berbuat salah. Mungkin yang disorot memang hanya yg buruk2. Sedangkan yang baik2 ngga keliatan. Yeaah, ngga keliatan jg ngga papa, tapi Alloh Maha Melihat. Semoga apa yg temen2 DJP lakukan untuk bangsa ini dicatat Alloh sebagai amal sholeh. Karena saat ini, negara kita masih berdiri tegak karena 75% APBN kita ditopang oleh pajak.

Tulisan ini tidak mewakili DJP.  Just my 2 cents.

Saya alumni STAN, saya bangga menjadi bagian dari DJP dan saya bukan koruptor.
Doakan kami semoga selalu istiqomah.



NB: Tentang Whistleblowing System di Pajak bisa dibaca di sini dan di sini. Semoga bermanfaat.

2 komentar:

  1. aamiin
    kadang niat baik suka dliat buruk. namanya juga pandangan manusia
    :)
    gak cuma buat pegawai DJP, semoga semua pegawai instansi manapun bisa berbuat 'baik dn bersih' :)

    BalasHapus
  2. @octarezka: betul2, insya Allah

    BalasHapus