Senin, 11 Maret 2013

Hanya Pahit Di Awal

Ada belalang kayu nyasar di ventilasi kamarnya Kevin.
Tau belalang kayu (valanga nigiricornis) kan? Itu lho belalang gede, coklat, kakinya ada duri2nya. Belalang ini pernah dijadikan tokoh antagonis di film animasi Bug's Life. Hidupnya seharusnya di pepohonan di luar sana. Sedangkan makanannya tergantung habitatnya, bisa daun, bunga, kulit kayu, buah, padi, jagung dan sebagainya.
Tapi kok bisa nyasar di kamar dan ngga bisa keluar.
Beberapa hari lalu Kevin udah ngasih tau, Pa ada belalang. Aku liat si belalang menclok di kasa nyamuk ventilasi. Tapi aku cuek2 aja. Ntar2 juga keluar sendiri.
Dan kemaren ternyata belalang itu masih ada di kamar, pindah tempat di ventilasi jendela yang lain, dan tetep belum bisa keluar dari kamar.
Duh kasihan ya?


Oke, aku memutuskan akan mengembalikannya kepada habitatnya di alam bebas. Untuk menghindari sepakan kaki2nya yang berduri, aku menangkapnya dengan tas kresek plastik.
"Hmppff hmppff apa ini." jerit si belalang ketika tiba2 dia dibungkus plastik. Dia menengok ke kanan kiri. Sesak. Pengap. Panas. Terkurung benda asing. Tidak bisa bernafas.
Si belalang meronta2. Kakinya menendang2 ke belakang, jtak jtak, tapi tidak ada reaksi.
"Aaarggh, lepasin! Lepasin!" jeritnya.
Haap haap haap, si belalang megap2 mencari nafas dari mulutnya. Dadanya makin sesak.
Makin sesak...
Dia merasa hidupnya akan berakhir.


Tapi ternyata cuma sebentar kok.
Hanya hitungan detik aja. Lalu si belalang kulepaskan ke alam bebas. Dedaunan dan rumput2 hijau.
"Subhanallah.." si belalang bertasbih.
Setelah dua hari dua malam ngga makan, tiba2 kini dia kembali ke habitatnya lagi. Daun daun, bunga-bunga, rerumputan, ada pohon2. Tampak lezat di mana2. Si belalang menarik nafas panjang sambil memejamkan matanya, "Alhamdulillah.."

Dalam alkisah lain,
Ada seorang pegawai negeri culun yang dinas di sebuah kantor pajak di luar jawa. Dia ingin ikut ujian menjadi Account Representative (AR) bersama ribuan pegawai DJP lain di Jakarta. Konon, penghasilan sebagai AR ini lebih tinggi dari penghasilan pegawai negeri biasa. Maka berlombalah mereka semua untuk posisi yang bergengsi ini.
Apa daya, si PNS culun ini dalam keadaan sakit gusi.
Bukan sakit gigi, cuy?
Bukan, tapi sakit gusi. Udah ke dokter gigi tapi ngga bisa sembuh juga. Mungkin harus ke dokter gusi. Dokter gigi hanya memberi obat anti nyeri sama antibiotik aja.

Wah sakitnya ini parah bener deh.
Sakitnya kalo kumat itu, ngiluuuuuuuuuu sangat sangat ngiluuuuuuu. Fyuhh. Dari geraham hingga kepala hingga tengkuk sekitar lima menit. Ngilu yang amat sangat ini bisa diredakan jika dikumuri air mineral dalam mulut. Perlahan sakitnya hilang. Lalu airnya ditelen. Nanti tiga menit lagi sakit lagi. Dikumuri air mineral lagi.
Lama2 kembung perutnya. Demikianlah kemana2 dia selalu membawa botol aqua.
Begitu terus sepanjang berangkat ke lokasi ujian, saat ujian, hingga usai ujian.
Dan hasilnya, TIDAK LULUS.

Lunglai kakinya.
Malu saat namanya muncul di daftar seribuan orang yang tidak lulus.
Sakit hati, sediiiih sekali.
Perjuangan menuju ujian dijalani dengan tertatih-tatih. Dan jawaban yang diperoleh adalah gagal.
Looser.
Pecundang.
Saat temen2nya yang lain bergembira karena diterima, si pegawai negeri culun ini pun terpuruk sedih di pojokan.

Lalu satu dua tahun kemudian, ternyata dia diangkat sebagai pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak dengan penghasilan yang melampaui penghasilan AR, dipindah tugaskan di kampung halaman -dekat dengan ortu dan mertua nya-, diberi temen2 sholih sholihah di kantornya yang baru, dikenalkan dengan manhaj yang mulia ini. Masyaa Allah. Semua begitu indah pada waktunya.

Kadang kita merasa pahit dan menderita di awalnya, seperti belalang kayu;
atau seperti si pegawai negeri culun tadi.
Kita semua berharap berdoa dan meminta kehendak kita yang dikabulkan. Padahal yang kita mau belum tentu baik. Yang di awal tampak pahit ternyata ujungnya indah.
Mungkin sekarang pahit, namun akan berbuah indah pada akhirnya, insya Allah.

Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hambaNya.
Kalau sudah tau begini, ya sudah. Introspeksi diri tanpa henti. Dan belajar lebih sabar lagi.
Saat si belalang kayu menginjakkan kakinya di rerumputan yang sejuk, dia sudah lupa pernah terkurung dalam tas plastik yang pengap dan sesak.
Saat si pegawai negeri sudah diangkat jadi pejabat dan pulang ke kampung halaman pula, dia sudah lupa dengan deritanya bersakit2 mengerjakan soal ujian dengan membawa botol aqua.

Dan di atas itu semua, jika saat ini kita sedang bersusah2 hati, maka bersabarlah.
Ada sesuatu yang indah di ujung sana yang sedang kita rindukan.

Dari Anas bin Malik, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “...Dan didatangkan pula seorang penduduk surga yang ketika di dunia merupakan orang yang paling merasakan kesusahan di sana, kemudian dia dicelupkan ke dalam surga satu kali celupan. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan sebelum ini? Apakah kamu pernah merasakan kesusahan sebelum ini?’. Maka dia menjawab, ‘Demi Allah, belum pernah wahai Rabbku, aku belum pernah merasakan kesusahan barang sedikit pun. Dan aku juga tidak pernah melihat kesulitan sama sekali.’.” (HR. Muslim)



10 komentar:

  1. sepertinya saya tau siapa "pegawai culun" ini, dan sebenarnya dia sangat bertolak belakang dengan kata culun, dia cerdas !

    BalasHapus
  2. yup, disebabkan kita tak pernah tahu akhir segalanya, maka kewajiban kita hanya berprasangka baik kepada Yang Maha Mengatur ya pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @masichang: yup, khusnudzon kepada Allah Ta'ala

      Hapus
  3. pnasaran.. pegawe culun siapa sih mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @covalina: rahasia, priiih :D

      Hapus
    2. saya boleh jawab gak ?
      ;)

      Hapus
    3. @omwong: kan rahasia, jd ga boleh disebut identitas nya!

      Hapus