Kamis, 05 Desember 2013

Pramugari Cantik Di Halaman Masjid Nabawi


dari joelq9 dot wordpress dot com
Malam itu langit sudah gelap. Aku, bersama dua temanku bersama-sama melangkah keluar dari masjid Nabawi. Sebutlah mereka Pak haji dua kali dan Kakek rambut putih. Aku waktu itu 28 tahun, Pak haji dua kali berusia 45 tahunan, sementara Kakek rambut putih ini sudah tua, berwajah ramah, lucu, suka becanda dan murah senyum. Sesuai namanya, rambutnya seluruhnya putih. Usianya mungkin 60 tahun lebih. Seperti biasa kami bertiga sudah janjian dengan istri kami masing2 untuk berkumpul di dekat lampu, ba'da sholat Isya'.
Sebagaimana kita tau, jamaah laki-laki dan perempuan emang dipisah di masjid Nabawi situ, karena nya ketika aku berangkat sholat maghrib sore tadi, aku dan istriku sudah janjian untuk ketemu lagi di bawah lampu ba'da Isya', baru kemudian kembali ke hotel bersama-sama. Hotel tempat menginap kami kecil, ngga mentereng dan lumayan jauh jalan kaki dari Masjid Nabawi. Itu sebab jalan kaki pulang pergi rame2 memang lebih nyaman dan aman.
"Di bawah lampu yang ini ya." kataku pada Mama K sambil menunjuk sebuah tiang lampu, sore tadi. Istriku mengiyakan, lalu ia dan kedua ibu yang lain masuk ke jalur menuju pintu untuk jamaah perempuan.


Dan kini, kami bertiga telah tiba di bawah tiang lampu yang tadi. Aku celingak-celinguk, belum juga keliatan hidung istriku di antara kerumunan jamaah perempuan. Begitu pula Pak haji dua kali dan Kakek rambut putih, mereka juga celingak-celinguk mencari, tapi istri2 mereka belum juga keliatan. Lalu kami memutuskan untuk duduk aja di bawah lampu. Duduk di lantai putih granit yang dingin dan sejuk.

Ternyata tidak jauh dari kami (mungkin 2 meteran) ada dua cewek Indonesia duduk juga di lantai, mengenakan jilbab hitam panjang (mirip dandanan warga Arab). Mereka dua2nya cantik-cantik. Kaya artis atau foto model di majalah. Tebakanku sih mereka pramugari. Ternyata benar!
Lha kok tau kalo bener? Iya, karena tidak lama kemudian Kakek rambut putih mendekati mereka (cuma geser duduk sedikit aja udah nyampe) dan aku mendengar percakapan Kakek rambut putih dengan mereka.

Ih Kakak kepo nih!
Engga engga. Duduk kami emang deket sih jadi otomatis denger laah. Lagian jaman itu belum ada istilah kepo.

Baiklah dilanjut.
Jadi, keduanya ternyata adalah cewek2 Indonesia yang bekerja sebagai pramugari Saudi Arabian Airlines. Cewek-cewek itu ternyata ramah sekali. Dalam hatiku, ada insting spiderman “cling” aku juga pengen mendekati mereka dan sekedar bercakap-cakap dan berkenalan. Lalu sambil senyum2, aku melirik Pak haji dua kali, tiba2 aku terkejut karena beliau menghadap ke arah lain. Lho! Pak haji dua kali ternyata sejak tadi membelakangi kedua pramugari cantik itu. Ya ampun. Aku baru sadar betapa beliau begitu menjaga pandangannya. Astaghfirullah.

Yaelah Kak, kan cuma begitu doang ga ngapa2in.
(Oh iya, sebutan "Kak" ini menyesuaikan soalnya dalam cerita ini aku masih 28 tahun)

Ya sih ga ngapa2in tapi tetep aja ga boleh diterus2in.
Dalam Ad Daa'u Wad Dawaa' karya Ibnu Qayyim Al Jauziyyah disebutkan bahwa sebagian salaf mengatakan, "Kemaksiyatan merupakan pengantar kekafiran, sebagaimana ciuman merupakan pengantar jima', nyanyian merupakan pengantar zina, pandangan merupakan pengantar asmara dan sakit merupakan pengantar kematian." (dengan tambahan catatan kaki dari Syaikh Ali Hasan bin Ali, "Bid'ah juga merupakan pengantar kesesatan.") 

Nah lho. Jadi begitu ya.
Aku lalu duduk di sebelah Pak haji dua kali dan ikut membelakangi pramugari2 itu. Beliau bilang, "Emang enak jadi orang tua kayak Kakek rambut putih gitu, Dek Squ. Cewek-cewek juga ngga curiga apa-apa dideketin ama kakek-kakek gitu.”
Wkwkwk bener2.
Pak haji dua kali melanjutkan, “ Yuk kita lihat saja, apa cerita Kakek rambut putih nanti di hotel." Qiqiqiqiq. Aku mengangguk-angguk, dan tidak menengok lagi ke belakang. Kami pun berdua ngobrol topik-topik lain, sampe kemudian istri-istri kami muncul.

Dan benar saja tebakan Pak haji dua kali. Sesampainya di hotel, Kakek rambut putih bercerita dengan nada bercanda di depan bapak-bapak yang lain, "Dek Squ tadi kenalan tuh ama cewek2 pramugari cantik-cantik bla bla bla...." Semua bapak-bapak tertawa. Dalam hatiku, amsyong, ceritanya diputar balik begini! Hahaha. Aku menyangkal bagaimanapun, yang lain cuma ngakak2. Aku yang paling muda. Mungkin di mata mereka, yang muda gini ini yang gampang dikerjain, hihihi.

Inti dari cerita sederhana ini sih, adalah tentang "wong kang soleh kumpulono". Dengan duduk bersama Pak haji dua kali misalnya, aku jadi ada yg ngingetin. Aku jadi ikutan menjaga pandangan mataku saat itu. Aku juga jadi ikutan menjaga hatiku. Paling tidak, ada yang kita jadikan contoh bagaimana dalam berperilaku.
Moga-moga ada sedikit manfaat dari tulisan ini, bagi diriku sendiri terutama dan bagi temen2. Mohon maaf kalo ada salah2 kata atau ada yang kurang berkenan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar