Jumat, 24 Juni 2011

Belajar Menyikapi Rumput Tetangga Yang Lebih Hijau (part 2 - end)


Hi guys, yuk kita lanjutin obrolan yang kemaren di Belajar Menyikapi Rumput Tetangga Yang Lebih Hijau part 1.

 
2.      Kekayaan harta


Baru-baru ini di kajian nya Ust. Yusuf Mansur di mnctv, ada mas Mono, pemilik restoran kuliner ayam bakar mas mono yang sudah punya cabang di mana-mana. Mas Mono ini dulunya orang ngga punya, jualan gorengan, tapi kemudian karena sedekah Beliau bisa sukses seperti sekarang.
Dulu Mas Mono ini maluuu ama bapaknya yang jualan. Eh malah akhirnya dia sendiri juga jualan gorengan. Mas Mono pun menyebar virus "kaya" kepada semua orang. Supaya semua muslim harus kaya. Karena bisa ini dan itu, banyak lah kebaikan yang bisa diraih kalau kita kaya (secara ekonomi maksudnya).
Tapi justru Ustad Basuni Abdullah, gurunya Ust. Yusuf Mansur yang berdiri juga di situ berkata lain. Yang paling kuinget, beliau bilang gini, "Pengen kaya." katanya, "Kayanya buat apa?"
Ada temenku cewek, single, yang sering cerita tentang teman-teman cowoknya. Dari beberapa kali cerita nya nih, yang kudapat tuh temen cowoknya ini pasti kaya yang suppper kaya. Mobil mewah tinggal tunjuk, selain punya rumah juga punya apartemen, wisata ke luar negeri. Tapi menderita. Keluarga ngga harmonis, dan pelarian nya kepada suka main perempuan, masih suka minum minuman keras. Yuk kita tekankan kata-kata "tapi menderita" nya.
Hal sejenis pernah kudapat dari membaca sebuah artikel, tentang seorang istri yang punya suami kaya raya. Punya kapal pesiar coba. Mungkin sejenis yacht gitu deh ya. Eh cara bacanya yang benar: "Mungkin sejenis yacht (sejenis boat mewah) gitu deh ya".
Bukan, "Mungkin sejenis, yaaaaaacht gitu deh”.
Nah back to topic, di yacht nya itu ada kamar mandi nya, ada bathtub nya dengan pancuran kran dr emas. Kata si istri, "Ga tahu deh sudah berapa tangan wanita yang muter kran emas ini." Kaya rayaaa tapi menderita.
Tetap di artikel yang sama (cuma aku bacanya jaman aku muda sih, jadi lupa siapa yang nulis), tentang sebuah keluarga miskin di Filipina. Di kampung kecil itu, kalau mau mandi mau ee' harus jalan kaki jauuuh ke bawah menuju sungai. Semua orang begitu. Nah si istri walaupun miskin tapi dia bahagiaaa sekali, karena tanpa disuruh, suami nya membuatkan kamar kecil buatnya buat mandi dan buang air besar tanpa harus jalan kaki jauh ke sungai.
"Ini bener-bener kamar kecil, karena memang kecil sekali bentuknya." kata si istri kira-kira gitu, "Tapi aku bahagia karena suamiku begitu memuliakan aku." Oke kita catet "tapi bahagia" nya.
Get the point ya?
Ada yang kaya tapi menderita. Ada yang miskin tapi bahagia.
Kita mau yang mana? Ya jelas kaya tapi bahagia.
"Iya sQu, memang rejeki tiap orang beda2."
Naaaah itu sudah tahu, kenapa sedih berlarut-larut kalau kekurangan? dan yang parah kenapa benci sama orang yang lebih kaya dari kita?
Kalau mau ngiri, irilah ama orang kaya tapi soleh dan dermawan. Yang hidupnyaa zuhud. Yang ahli sedekah. Orang kaya raya tapi memilih untuk puasa sunnah Senin Kemis (bahkan puasa Daud) ketika dia sebenarnya bisa makan tiap hari di restoran yang mahal. Orang kaya yang bisa tidur pules di kasur yang empuk dari pagi sampai pagi lagi (kebangetan nih mah hahahaha), tapi dia memilih untuk tidur lima jam saja. Tidur jam 9 malam dan bangun jam 3 pagi untuk sholat tahajud.
Aku ingeet banget omongan Aa Gym, guru kita itu.
"Orang kaya itu orang yang bisa bermanfaat buat orang lain." Jadi selamaaaaaa kita kaya, punya mobil berderet-deret di garasi, rumah mewah tinggi sundul langit, tapi kita hidup di dunia ini ngga bermanfaat buat orang lain berarti itu namanya belum kaya.
Kalau hidup sederhana kaya Ust Basuni Abdullah yang kerja nya naik turun bis nawarin tiket di terminal kalideres, "Palembang palembang palembang." tapi hidupnyaa bermanfaat bisa bikin ulama kaya Ust Yusuf Mansur yang punya jutaan murid di Indonesia... itu baru kaya.
Dulu, jaman gaji di DJP masih kecil, masih sedikit banget, aku dan istri sudah merasa cukup. Bahkan berlebih-lebih. Kalau pengen kulkas, ya nabung beberapa bulan terus beli. Kalau pengen mager rumah ya nabung, beberapa bulan terus beli. Cukup kan? Bisa kebeli juga akhirnya. Cuma harus kudu lebih sabar saja.
Ketika kemudian subhanalloh gaji di DJP digedein berbarangkali lipat, aku dan istri tetep merasa cukup sama kaya dulu. Gaya hidup toh sama kaya dulu. Beda nya kalau beli apa ga pake nabung, langsung kebeli. Terus bedanya ama dulu apa?
 Bedanya sekarang sisa duitnya lebih banyak.
Wooooh ternyata itu ya rahasia Allah. Ketika kita diuji dengan harta yang banyak, maka pertanyaannya jadi "Mau kamu pake apa duit ini, sQu?"
Yakin kalau kaya raya seperti Melinda Dee kita ngga akan keblinger?
Ah mending gini-gini saja deh. Cukup dan barokah. Cukup itu artinya ngga kekurangan. Barokah itu bermanfaat menuju kebaikan.  Kebaikan buat siapa? Ya kita sendiri dan buat orang-orang di sekitar kita.
Mudah-mudahan nih Gan, kalau kita sekarang lagi berlebih, masih inget untuk berbagi ama yang membutuhkan. Dan ketika nanti kita dalam keadaan kurang pun, masih inget untuk tetep berbagi. Semoga Allah ridho ya.


3.      Jodoh

Eh sQu, tadi waktu soal kelebihan fisik, kok pake dijelasin satu persatu kelebihan kita akan fisik ini supaya kita bisa belajar bersyukur, kok yang soal harta kita ngga disuruh bersyukur dengan melihat kanan kiri, orang-orang yang masih serba kekurangan?
Ya soalnya kalau orang yang masih kekurangan kan sudah keliat di kanan kiri. Sudah sangat banyak. Jadi aku ngga ceritain lagi soal itu. Insya Allah teman-teman semua sudah pahaaaammm banget.
Sudah-sudah.
Sekarang ini bab nya soal jodoh. Let's start.
Seperti yang di atas-atas tadi, jodoh juga hal yang jadi rahasia Allah. Ngga ada yang tahu siapa jodohnya siapa. Yang kita tahu petunjuknya adalah kalau cowok baik ya jodohnya cewek baik. Kalau cewek baik ya jodohnya cowok baik. Begitu pula sebaliknya kalau cowok ngga baik ya jodohnya bukan cewek baik-baik.
Thats the clue.
So, buat yang sekarang belum nemu jodohnya. First of all, ya sabar. Sabaaaaarrr. Sama kaya yang nomor dua tadi juga harus sabar. Sabar kan ada batasnya sQu.
Kata siapa? Ngga, ngga ada. Sabar ngga ada batas nya. Sabbaaaaaaaar saja pokoknya. Jangan iri ama orang lain yang lebih beruntung. Kan tiap orang sudah ada garisnya sendiri-sendiri.
Second, jadikan diri kita orang baik yang pantas mendapatkan jodoh yang baik pula. Iya ini bahasanya Mario Teguh nih kalau sudah pake pantaskan pantaskan hahahaa. Jadi orang baiknya gimana. Ya seperti yang kubilang di notes ku yang dulu, yang tentang Lima Hal yang sebenarnya kita sudah tahu itu.
Sementara itu, aku juga akan nulis tentang Tips-tips buat yang jomblo, supaya selain pendekatan kepada Allah tentang Lima Hal tadi, ada juga jurus-jurus buat kita supaya orang lain suka. Takutnya kan, misalnya kita sudah baik sudah lurus, tapi ketek bau. Atau sudah baik sudah lurus, tapi kurang gentleman, kurang mengerti wanita. Akhirnya cewek-cewek pun enggan mendekat.
Nah yang begini-begini memang ada trik dan tips nya. Aku akan tulis di catatan yang lain.
Kembali ke topik rumput tetangga, yuk jangan ngiri ama si ini atau si itu yang dimudahkan jodohnya.
Ada sebuah cerita nih. Si Sherly (nama ngarang) gampang banget dapat cowok. Abis putus ama yang ini, dia pacaran lagi ama si itu. Mana ganteng-ganteng. Mana cowok-cowok nya keliatan tajir, bawa motor sport keren. Atau kadang ada yang bawa mobil. Ah Sherly memang cantik sih idola semua orang. Bukan cuma pinter, Sherly juga sexy, ramah, hangat, selalu ceria ke semua orang. Keluarganya Sherly juga bangga ama dia, seakan-akan pasang plang di depan rumahnya "Ini anak ku laku, banyak yang suka."
Sedangkan si Minah (juga nama ngarang) bertubuh ngga sexy, kecil mungil, pendiem, anak rumahan. "Kayanya aku ngga cantik deh. Kalau aku cantik pasti banyak cowok yang pedekate." begitu batin Minah dalam hati. "Siapa yang mau ama aku?" So ngga ada cowok yang ngapelin dia layaknya Sherly, tetangganya.
Ini cerita real tentang dua gadis remaja. Si Minah yang merasa minder ini, sejak SMP sudah rajin sholat Dhuha dan ngga putus sampai sekarang. Sejak SMP itu dia selalu berdoa, "Ya Allah berikan aku jodoh lelaki yang soleh." Titik. Lho sudah? Gitu doang, soleh, titik.
Si Minah kemudian menikah dengan seorang lelaki yang Insya Allah soleh, ganteng, serba berkecukupan, jadi orang kaya dan terpandang, dihormati di lingkungannya dan di usia muda kemudian mereka naik haji. Oh iya, sebenarnya Minah jauuuuuuh lebih cantik daripada Sherly.
Si Sherly gonta-ganti pacar, kemudian hamil duluan. Well, untungnya dinikahi oleh pacarnya itu, yang kerjanya jadi bandar togel dan sempet masuk penjara. Sherly sampai kurus, dan ngga cantik karena lagi mikir suaminya. Kasian ya. Naah kalau sudah begini, Minah baru tahu tuh buat apa iri ama orang lain yang keliatannya lebih dan malah bikin dirinya sendiri terpuruk. Minah jadi ngerti apa balasan Allah atas sholat Dhuha dan doa nya selama ini.
Get the point ya?
Kata Minah sekarang, "Minta lah jodoh ama Allah orang yang soleh. Bukan minta yang ganteng, pengertian, mapan, kaya. Yakin deh, kalau sudah dikasih orang yang soleh, yang lainnya itu bakal ngikut dengan sendirinya."

4.      Keturunan
Sepasang suami istri menikah. Yang ada dibenaknya pertama kali adalah sesegera mungkin punya keturunan. Bismillah, they did it. Terus belum hamil. They did it again. Belum berhasil lagi. Dapat enaknya tapi belum dapat anaknya. Sebulan, dua bulan, lima bulan, setahun. Akhirnya mulai ikhtiar, cek ke dokter, keduanya sehat. Alhamdulillah ga ada apa-apa. Terus dicoba lagi dua tahun, tiga tahun, lima tahun dan seterusnya.
Ada yang dalam usahanya berikhtiar itu berhasil, ada juga yang belum. Yang sabar. Terus berikhtiar, terus berdoa, terus bersujud, dan tidak pernah berhenti berharap, karena yang bisa ngasih anak itu Allah. Bukan kata dokter, bukan kata tabib. So, mintanya ya ama Allah saja. Minta minta minta. Sabar sabar sabar.
Pasangan yang belum dikaruniai anak ini jelas sedih. Sama sedihnya dengan mereka yang belum dikaruniai pekerjaaan yang tetap, belum dapat penghasilan yang mencukupi. Sama sedihnya dengan mereka yang belum dikaruniai jodoh. Makin sedih lagi kalau ditanyain kapan nikah? kapan punya anak? kerja dimana?

Kalau ditanya, kapan nikah? jawab saja Insya Allah, mudah-mudahan dalam tempo dekat. Doain ya.
Kalau ditanya, kapan punya anak? jawab saja Insya Allah, mudah-mudahan dalam tempo dekat. Doain ya.
Kalau ditanya, kapan dapat kerja? jawab saja Insya Allah, mudah-mudahan dalam tempo dekat. Doain ya.
Gitu saja. Sama kok jawabannya. Tinggal copy paste saja. Dan jangan benci ama mereka yang suka nanya-nanya begitu. Itu karena mereka care kok. Pengen tahu kabar baik tentang kita. Insya Allah gitu. Prasangka baik saja lah.
Ada pasangan suami istri yang baru menikah langsung hamil. Si anak baru gede dikit, langsung hamil lagi. Malah kali ini kembar. Si anak kembar sudah agak gede dikiit, langsung hamil lagi anak ketiga. Subhanalloh, kayanya mudaaah banget dititipin anak ama Allah. Ibarat kata tukeran sandal saja hamil, hehehe. Sementara bagi keluarga yang lain, suliiiiit banget.
"Jelas saja si Fulanah belum hamil, ngga dipercaya tuh ama Allah." kata si ibu beranak lima ngomongin tetangga nya yang dia ngga suka. Wooow, sudah dapat dosa fitnah, dapat dosa jelek-jelekin kuasa Allah pula. Atau ucapan itu justru datang dari si Fulanah "Iya nih, aku belum hamil. Mungkin Allah belum percaya ama aku." katanya dengan sedih.Yaa elah, kok jadi suudzon ama Allah siiih.
Ngga ada deh soal ngga dipercaya ngga dipercaya. Memang nya yang punya anak itu berarti ibu yang baik. Memang yang ngga dikasih anak itu ibu yang buruk. Engga kan?
Di lain tempat, ada yang belum nikah sudah hamil. Coba. Zinah tuh, eh hamil. Sudah gitu yang parah anaknya digugurin. Atau kalau pun digugurin nya gagal, terus lahir terus dibunuh atau dibuang. Naudzubillah.
Di sisi lain bumi ini ada sepasang suami istri yang sujud, nangis-nangis, mohon dikaruniai Allah keturunan, di sisi lain ada yang dengan biadab nya membunuh bayinya sendiri. Hmmhhhh *menghela napas*
Kesimpulan dari semua muanya yang di atas:
Semuuuuaaa kehendak Allah. Yakin dulu. Imani itu dulu. Orang itu kok dimudahkan begini begini, kita engga. Ya memang itu kehendak Allah untuk dia dan kita. Bahwa ada rencana terbaik buat kita dari Sang Maha Pencipta yang kita ngga tahu. Sebagian dari kita kurang beruntung ya, mungkin dimudahkan di yang satu, tapi disulitkan di yang lain.
Misalnya fisik oke, tapi belum punya pekerjaan tetap, lontang lantung, gimana mau dapat jodoh dan punya anak?
Atau ada fisik ngga oke, tapi sudah punya kerjaaan tetap, tapi belum punya jodoh, gimana punya anak?
Atau fisik oke, punya kerjaan tetap, istrinya juga cantik, tapi belum dikasih anak.
Atau sudah fisik ngga oke, kerjaan ga ada, ga ada cewek yang mau, dan ga mungkin punya anak.
Ada yang cuma satu dari 4 itu yang dia miliki. Ada yang gak sama sekali.
See?
Kita dimudahkan di yang satu, tapi disulitkan di yang lain. Ternyata kita lagi diajarin bersyukur nih sebenarnya. Masih kah iri ama orang lain kalau begini?
Yuk, mulai sekarang tiap abis sholat, ditambahin di doa kita. Ngga lagi doa buat kita sendiri tapi juga buat yang lain. Terserah doa nya gimana, bahasa Indonesia juga ngga papa yang penting doain orang-orang di sekeliling kita atau yang kita kenal supaya dimudahkan yang sulit-sulit baginya.
"Ya Allah, untuk si A, si B, si C dan semua hamba Mu yang selalu bersujud, selalu bangun malam untuk tahajud, selalu sholat dhuha tak putus, yang memohon-mohon untuk dipertemukan dengan jodohnya ya Allah, mudahkan lah bagi mereka ya Allah. Mudahkan lah bagi mereka ya Allah."
Abis itu doa lagi, "Ya Allah, untuk si D, si E, si F dan semua hamba Mu yang selalu bersujud, selalu bangun malam untuk tahajud, selalu sholat dhuha tak putus, yang memohon-mohon untuk diberi pekerjaan, penghasilan dan rejeki yang halal dan barokah ya Allah, mudahkan lah bagi mereka ya Allah. Mudahkan lah bagi mereka ya Allah."
Abis itu doa lagi satu lagi, "Ya Allah, untuk si G, si H, si I dan semua hamba Mu yang selalu bersujud, selalu bangun malam untuk tahajud, selalu sholat dhuha tak putus, yang memohon-mohon untuk dikaruniai keturunan ya Allah, mudahkan lah bagi mereka ya Allah. Mudahkan lah bagi mereka ya Allah."
Semoga tulisan ini bermanfaat ya. Amiin.
***

4 komentar:

  1. om, jam 9 malam sampai 3 pagi bukannya 6 jam y? hehe..
    cerita istri orang Filipina itu jadi inget komik sosialitanya Aji Prasetyo-Hidup Itu Indah, tentang pengantin baru yang rumahnya d bantar sungai. recommended book tuh, om.

    BalasHapus
  2. kan naik ranjangnya jam 9, tp bener2 tidurnya baru jam 10 (ngeles) wkwkwkwk.

    BalasHapus
  3. top.postingan yang ini jadi pencerahaaaan
    =D

    BalasHapus
  4. @rezkaocta: kalo postingan yg lain jadi penggelapan ya, hihihi

    BalasHapus