Rabu, 07 September 2011

Pengen Sholat Dengan Khusyu'

Bu Mun bergegas meninggalkan toko kelontong di bagian depan rumahnya, menuju ruang tengah dan berpesan pada Putri cucunya, siswi kelas satu SD yg baru saja pulang sekolah. "Put, Nenek sholat
Dhuha dulu ya. Kalo ada orang yg beli ya kamu jualin. Tapi kalo ngga tau harganya, bilang aja Nenek masih sholat. Kalo orangnya mau nunggu biar nunggu aja."
"Iya Nek." jawab Putri.
 
Di dalam kamar, Bu Mun kemudian berdiri di atas sajadahnya, dalam keadaan sudah berwudhu dan bermukenah putih. Terdiam. Tangan di kedua sisi badannya. Hening.
(Enam rakaat aja deh) batinnya. "Bismillahirrohmanirrohim" mulutnya berbisik.
(Mudah2an ngga ada orang beli dulu sampe aku selesai sholat.) pikirnya lagi.
Bu Mun kembali memfokuskan pikirannya kembali ke persiapannya sholat.
Ia menarik nafas dalam2 sambil dalam hatinya mengucap niat sholat Dhuha. (Ya Alloh)  batinnya,
(Mungkin ini sholat terakhirku.)

Tatapan matanya tertuju ke bawah, ke arah tempat sujudnya. "Allahu akbar." Bu Mun mengangkat
kedua tangannya, lalu bersedekap di dada.
Bibirnya bergerak, berbisik lirih yang hanya didengar telinganya sendiri membaca doa iftitah.
"Allaahu akbar.. (Allah Maha Besar) kabiiraa (lagi Maha Sempurna kebesaranNya) Wal hamdu lillaahi... (Segala puji bagi Allah) katsiraa (dengan pujian yang sebanyak2nya) Wasubhaanallahi.. (Dan Maha Suci Allah) bukrataw..(sepanjang pagi) wa ashiila  (dan petang)."
"Inni wajjahtu... (botol shampoo nya Putri ilang kemana ya?) wajhiya.. (apa digondol tikus) Lilladzi fatharas samaawaati.. (racun yang beli di pasar kapan hari itu emang manjur) wal ardha (dan bumi)."

(Ya Alloh, balik balik balik)
"Haniifam.. (Ayo fokus fokus) muslimaw.. (lagi sholat kok mikir racun tikus) Wamaa ana.. (malah jadi ga khusyu' deh) minal musyrikiin (dari golongan orang musyrik)"
(Eh musyrikin apa muslimin ya barusan? Kok jadi waswas. Ulang aja deh)
"Haniifam.. (Dengan lurus) muslimaw.. (dan dengan menyerahkan diri) Wamaa ana.. (Dan aku bukanlah) minal musyrikiin (dari golongan orang musyrik)"

"Inna shalaatii... (Sesungguhnya sholatku) wanusukii... (dan ibadahku) wamahyaaya...(dan hidupku) wamamaati...(dan matiku) Lillahi.. (Untuk Allah) Rabbil 'aalamiin (Tuhan Semesta Alam)"
"Laa syarika lahuu... (Ntar abis sholat ini mau liat Insert) wa bidzaalika umirtu... (eh apa Intens aja ya?) wa ana... (Oh, Hotspot ding) minal muslimin. (Sebel banget ama penyiar Silet, suka nyela2 ngga jelas.. eh itu tadi musyrikin apa muslimin ya?)

"Bismillaahi[r]..(Dengan menyebut Nama Allah)  rahmani[r]...(Yang Maha Pengasih) rahiim (Maha Penyayang). Alhamdulillaahi[r]... (Segala puji bagi Allah) rabbil 'aalamiin (Tuhan Semesta Alam).
(Kasian istrinya Saipul Jamil. Mana orangnya baiiiiik gitu. Saipul Jamil nya kehilangan banget, kayanya sayang banget ama istrinya. Eealah, udah dapet istri baik ngga taunya cuma sebentar. Ngga kaya istrinya yg dulu itu, juembbbeek aku ama Dewi Persik) walladhaaliin..(Lho kok tau2 udah walladhaalin aja) Aamiiiin (Ya Alloh)"

(Fokus fokus fokus)
(Balik balik balik)

***
Siapa sih Bu Mun?
Cuma fiksi kok. Bu Mun itu sebenarnya ya gambaran diri kita sendiri, Gan, yg selalu berusaha khusyu' tapi emang setan selalu berusaha masuk ke dalam sholat kita (kenalin, namanya setan khonzab) dan mengacaukan sholat kita [1]. Sehingga walaupun posisi kita sedang sholat nih, mulut kita juga udah mengucapkan bacaan sholat dengan benar, tapi hati kita tidak hadir ada di situ. Hati kita dibawa pergi kemana2 meninggalkan sholat kita.

Sebelum lanjut bahas Bu Mun, kenapa tiba2 pengen bahas soal sholat, squ? Yuk kita simak sebuah firman Alloh. Yaitu di surat Al Baqoroh ayat 153. Cieeee kok apal squ? Ya yg ini insya Alloh apal (pendek kok). Selain karena ayat ini begitu populer (bnyk disampaikan di pengajian sehingga banyak yg hafal), soalnya emang masih berhubungan ama tulisanku sebelumnya tentang Belajar Sabar pada Jlebb Yang Pertama dan berhubungan jg dengan poin pertama di tulisanku yg Lima Langkah Yang Sebenarnya Kita Udah Tau, yaitu memperbaiki sholat kita dulu.

"Yaa ayyuhaalladziina aamanuusta'iinuu bishshabri washshalaah (Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu), innallaaha ma'ashshaabiriin (sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar)."

Ada dua poin penting ya di ayat tersebut, jadikan sabar dan sholat sebagai penolong kita. Atau ada pula yg mengartikan "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". Nah karena yg tentang sabar udh kubahas kmrn, yg kali ini kubahas adalah tentang sholat.

Gimana bisa jadi penolong, kalo sholat kita ngga bener? Sholat kita ngga khusyu'? Apalagi, kapan hari itu denger pengajian Ust. Abdullah Sholeh Hadrami disebutkan kalo yang pertama kali hilang dari umat Islam adalah khusyu' dan yang terakhir hilang adalah sholat. [2]. Huiiih, kita ada di fase tengah2 itu tuh, yg masih sholat tapi ngga tau khusyu' apa engga?

Banyak banget bahasan tentang sholat khusyu' yg sudah kita jumpai. Berbagai metode disampaikan, ada yg pas, ada yg ngga pas, bahkan ada yg dianggap melenceng. Kalo beberapa saat lalu aku bagi2 ebook tentang belajar sholat Khusyu' Itu Mudah karangan Mardibross, walaupun beliau ini konon muridnya Abu Sankan, tapi alhamdulillah isi ebook nya ngga ada tuh ajaran manunggaling wujud seperti yang dikoreksi beberapa ustad terhadap ajaran Abu Sankan. Yang ditulis Mardibross yg kutangkep sih bagaimana kita mengerti dan menghayati bacaan sholat, kemudian memposisikan diri kita sebagai hamba yang kecil yang sedang menghadap Alloh Yang Maha Besar.

Kembali ke cerita di atas soal Bu Mun, kita bahas satu2.
Pertama2, Bu Mun udah bener tuh mengingat kematian sebelum sholat. Berfikir bahwa ini mungkin sholatnya yang terakhir, sholat perpisahan, dan itu akan membantunya utk bisa menjadi khusyu' [3]
Bahkan mungkin sebaiknya imam sebelum mulai memimpin sholat, ketika memberitahu makmum nya agar meluruskan merapatkan barisan, dan mematikan ponsel, beliau juga bilang, "Bapak Ibu, ini mungkin sholat terakhir kita di dunia ini." Hwaaaa makmumnya pasti bakal merinding tengkuknya, trs pada berusaha benar2 khusyu'.

Kedua, ketika Bu Mun mulai diganggu setan yg mengajak pikirannya melayang2 kemana2, Bu Mun kemudian ingat, "Ya Alloh, balik balik balik." lalu kembali fokus ke sholatnya, hadir lagi dalam sholatnya. Hatinya kembali mengikuti bacaan sholat sekaligus memahami artinya. Tapi kemudian setan menariknya lagi pergi ke hal lain, dan Bu Mun berusaha balik lagi ke sholatnya. Begitu terus Bu Mun berjuang dari takbiratul ihrom sampai salam.

Apakah sah sholatnya Bu Mun? Tentu aja sah kalo semua rukun sholatnya terpenuhi. Tapi apakah mendapat pahala sholat, tergantung pada berapa persen pikiran Bu Mun hadir dalam sholatnya, dan berapa persen yang tidak hadir, jalan2 melanglang buana karena dikacaukan setan (siapa tadi namanya?).

Nah yang hadir dalam sholat itu lah yang khusyu' dan mendapatkan pahala sholat [4] . Karena ada orang yang sholat tapi hatinya bener2 ngga ada di situ. Semua gerakan dan bacaannya bener, tapi ia seperti ngga sadar, karena hatinya ngga ada di situ. That's why kita suka lupa 'eh ini rakaat ke berapa' atau tiba2 merasa 'lho kok tau2 udah hamidum majiiid' trs "Assalamu'alaikum warohmatullaah." Nengok ke kanan, dan "Assalamu'alaikum warohmatullaah". Nengok ke kiri.
Selesai. Trs buru2 berdiri pergi. Ngga dapet apa2 :(

Ketiga, Bu Mun menargetkan sholat Dhuhanya enam rakaat. Dan ketika baru rakaat pertama, yang kebayang2 di pikirannya adalah bagaimana segera menyelesaikan targetnya sholat enam rakaat sebelum jam setengah sebelas (misalnya) kemudian liat tv nonton infotainment kesayangannya "peemrirrrsaaah, hanya di errrrr cete-i". -_-"

Padahal ya, tentu saja sholat dua rakaat yang khusyu' lebih baik daripada sholat seribu rakaat tapi ngga khusyu'. Setuju ya? Itu lah kenapa ada sholat tarawih yang jumlah rakaatnya banyak lebih cepet dan  kebut2an daripada yang rakaatnya dikit. Karena mungkin imam nya mengejar target, lalu salam, dan selesai. Supaya bisa segera beraktifitas lain.

Jadi ketika di rakaat pertama di hati Bu Mun udah tergambar fast foward sedang duduk tahiyat akhir> salam > infotainmet, maka segeralah gulung pita kasetnya ke belakang, kembali ke apa yang kita kerjakan sekarang di rakaat pertama. Fokus pada bacaan kita sekarang. Fokus kalo kita nih lagi berdiri menghadap Alloh.

Sekali lagi, ada buwanyak sekali sumber ilmu yg bisa dipelajari buat kita yg mau belajar sholat khusyu' dari mana2, silakan googling, atau dengerin ceramah biar dapet lengkap kap kap. Monggo dipelajari, trs diamalkan. Kalo dari aku cukup sedikit, tiga poin ini aja hihihi. Ini aja nulisnya udah banyak ya, cuma pengen menyampaikan dgn versi ku bercerita. Yang nulis ga lebih baik dari yang baca. Mudah2an ada manfaatnya. Lain kali disambung lagi ya, ilal liqo' wassalamu'alaikum wr wb.

===========
[1] 'Utsman bin Abu Al 'Ash datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya; \"Ya, Rasulullah! Aku sering diganggu setan dalam shalat, sehingga bacaanku menjadi kacau karenanya. Bagaimana itu?\" Maka bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 'Ya, yang demikian itu memang gangguan setan yang dinamakan Khanzab. Karena itu bila engkau diganggunya, maka segeralah mohon perlindungan kepada Allah dari godaannya, sesudah itu meludah ke sebelah kirimu tiga kali! ' Kata Usman; 'Setelah kulakukan yang demikian, maka dengan izin Allah godaan seperti itu hilang.' (HR Muslim, juga diriwayatkan Imam Ahmad)

[2 ] Rasulullah bersabda, "Yang pertama akan hilang dari umatku adalah khusyu', hingga kalian tidak lagi melihat orang khusyu'." (H.R. Tabrani dgn derajat Sahih). Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lagi orang khusyu'.

[3] Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir" (HR Dailami). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a. "Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (HR Ahmad)

[4] Dari 'Ammar bin Yasir dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Sesungguhnya ada seseorang yang benar-benar mengerjakan shalat, namun pahala shalat yang tercatat baginya hanyalah sepersepuluh (dari) shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan seperduanya saja.\" (HR Abu Daud yang di-hasan-kan oleh Syeikh Al-Albani, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad)

*untuk yang mau belajar arti bacaan sholat per kata, bisa baca di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar