Kamis, 30 Juni 2011

Perang Sepanjang Zaman

Tahu ngga, kalau di dalam tubuh kita itu ada seekor raksasa beesssaaaar. Ngga tahu ya. Oke deh aku ceritain. Raksasa ini sangaaaaaat besar, sangaaaat kuat, badannya meletup-letup seperti mau meledak, seperti ingin menelan semuanya, minta dipenuhi semua keinginannya. Raksasa besar buruk rupa berwajah seram ini tidak pernah terpuaskan, selalu minta, selalu minta. Semakin dipenuhi, dia semakin besar menguasai kita.
Oh iya, dia juga didukung balatentara setan yang banyak sekali. Pasukan setan itu ada di atas,bawah,depan, belakang, kanan kirinya, semua bersorak-sorak memuji-muji si Raksasa. Tentu saja si Raksasa ngga tahu kalau setan-setan ini memanfaatkan dia, tapi si Raksasa makin jumawa, makin kuat, merasa disupport sehingga tubuhnya makin besar dan makin kuat.
"Akkuu pengeeen jaket adidas ituuuu!!" teriak si Raksasa menggelegak. Matanya merah menyala, melotot, mulutnya terbuka menampakkan taring dan air liurnya yang menetes-netes. "Iya keren paduka, keren!" bisik setan di telinga kanan si Raksasa. "Jaket mahal itu paduka."
"Coba liat di google modelnya keren-keren paduka." bisik setan di telinga kiri.
"Yang jaket real madrid lebih keren paduka." kata setan yang lain.
Dan kebeli lah jaket adidas, dipakai oleh si Raksasa.
"Hwahahahahaha aku kerreeen!" kata si Raksasa makin bangga, dan badannya makin membesar.
“Paduka keliatan beda ama yang lain. Like this pokoknya." puji si setan.
"Mungkin lebih pas kalau celana jins nya levi's tuh."
"Masa sih?" Raksasa mulai terpancing. "Akkuu mauu jeans levi's!!!" katanya menggelegak.
"Coba liat di google modelnya keren-keren paduka." bisik setan yang di telinga kiri. Si Raksasa pun akhirnya pake jeans levi's. Badannya pun membesar, makin jumawa, makin kuat, makin berkuasa.
"Sneakers nya belum, gan?" tanya setan ngompor2in. *tepok jidat.
Siapa si Raksasa dahsyat yang begitu kuat di dalam diri kita itu? Dan kenapa balatentara setan begitu semangatnya ngomporin? Siapa bisa jawab? Silakan ngacung!
Siapa bisa jawab?
Naaaaah. Iyaaa benar. Ih benar ih, kamu pinter ih. Iya memang itu. Benar. Apa? Ya ituuuuu.
Apaan?
Hahahaha masa ngga tahu. Raksasa itu hawa nafsu kita. Yang selalu meledak-ledak minta dipenuhi keinginannya. Makin dipenuhi, makin nglunjak dia minta yang lain lagi untuk dipuaskan. Dan kalau sudah terpuaskan tuh, aaaghh rasanya ennaaakkk. Senaaaang. Fly. Melayang-layang. Eh tapi belum puas, karena akan terus minta dipuaskan lagi. Lagi dan lagi.
Sementara itu, selain ada raksasa besar mengerikan yang selalu menggelegak, dan selalu meminta tumbal itu, diri kita sendiri adalah Hati Nurani, yang kueciiil, yang suci, yang cilik mentik, lemah, ngumpet di pojokan relung hati, tapi baiik banget. Makanya kan suka dgr istilah "baik hati". Ya soalnya si Hati ini memang baik aslinya.
Eh bentar-bentar sQu, terus kok ada istilah "iri hati", katanya hati pasti baik.
Iya Hati Nurani pasti baik. Kalau hatinya iri ama orang, dengki, culas, itu sebenarnya si Raksasa yang sudah ngeracunin. So blame it on the giant, ok?
Back to topic,
Kalau si Raksasa ini selalu pengen menguasai diri kita seutuhnya, lalu apa yang dilakukan Hati Nurani yang kecil seupil ini? Hey, jangan salah, dia sebenarnya lagi membangun benteng buat menghadapi si Raksasa, buat menahannya agar tidak menjadi besar.
Bentengnya itu fondasi nya iman, Gan. Batu batanya sholat, semennya puasa, pasirnya sedekah, airnya dzikir. Soal peran masing-masing mah silakan menganalogikan sendiri2 saja ya, pokoknya benteng ini dibangun atas amalan soleh kita masing-masing.
Ketika kita puasa nih, bleeng tuh benteng langsung berdiri kokoh! Megah dan kuat, bukan cuma menahan si Raksasa makin membesar, bahkan bisa sampai mengurung nya tidak berkutik. Balatentara setan masih membisik2i, tapi sudah lemah sebenarnya.
"Boss ada film Indonesia bagus tuh Boss." bisik si setan lirih.
"Mana?" tanya si Raksasa lirih juga.
"Di meja sebelah, liat sampulnya deh, hot gitu."
"Ane puasa." kata si Raksasa.
"Ya elah film Indonesia ini Boss, bukan film bokep. Ngga papa kaleee." bisik si setan.
Akhirnya bisikan setan berhasil, kita liat sampul dvd nya.
"Weeitts, Masayu Anastasia Boss!" si setan teriak girang.
Glek, si Raksasa nelen ludah, menggelegak pengen membesar.
Tapi ngga sanggup. Ngga bisa bergerak. Dikurung benteng yang kuat dan kokoh. Benteng puasa.
"Ane ngga bisa geraakkkk." keluh si Raksasa.
"Ah Boss payah." ejek si setan sambil manggil komandannya buat bantuin bisikin. Hehehe ngga pernah berhenti mencoba memang tuh setan-setan.
Sayangnya benteng puasa yang cukup kuat dan kokoh ini cuma menahan dari subuh sampai maghariib doang. Setelah berbuka puasa, Si Raksasa membesar lagiiiiiiii. Menggelegak. Ngamuk minta dipuaskan.
Besok pagi nya, "Film yang kemaren masih ada?" tanya si Raksasa kita ke Raksasa lain yang tinggal di tubuh temennya di meja sebelah. "Ada Gan, mantep beneerrr." jawab dia. Well, antar setan, antar Raksasa memang akrab soal beginian.
*tepok jidat*
Begitu lah, benteng sholat, sedekah, iman, taqwa, dzikir tadi selalu bersusah payah menahan desakan si Raksasa. Alhamdulillah ya kalau masih sanggup. Tapi kalau ngga sanggup ya kedorong-dorong, si Hati Nurani (diri kita yang pure asli) mulai terdesak-desak, makin kecil makin kecil, sampai akhirnya… sometime isi badan kita full 99% dikuasai si raksasa dan setan-setannya.
Mungkin kita pernah ya ada di kondisi yang 99% itu. Hidup hanya untuk memuaskan hawa nafsu. "Foto mu dengan pose duduk begitu sexy banget." bisik setan.
"Masa sih?" Raksasa cewek yang besarr ini makin menggelegak bangga. "Share di fesbuk saja, ciiin." bisik setan yang lain.
Si Raksasa cewek makin membesar, membesar, terus terpuaskan terus terpuaskan, sampai menguasai 99% dari tubuhnya. Dan… ngga akan pernah terpuaskan. Makin terperosok terperosok terperosok.
Itu lah sebab kita liat, kenapa ada pejabat tinggi, sudah di level sangat atas tapi masih korupsi? Sudah kaya, sudah berkuasa, tapi masih ngiler ama duit? Padahal mau buat beli apa lagi? Kan makan sehari cuma tiga kali, nasi sepiring juga sudah kenyang, minuman segelas juga sudah kembung. Buat apa lagi? Akhirnya yang engga engga deh. Sampai hidung dan dagu sudah bagus-bagus masih pake diruncing2in lagi karena kelebihan duit. Masa jabatan mau usai, berlomba-lomba ke dukun. Hadeeuuh. Dan setan makin ketawa terbahak-bahak dengan senang. "Sini lo ikut gua ke neraka hahahaha."
Naudzubillah summa naudzubillah.
Itu lah sebab aku pernah bilang dulu, walaupun sholat kita jelek nih Gan, sebenarnya kita masih punya benteng walau lemah. Tapi benteng itu masih ada. Jadi sedikit sedikit bangunan itu berdiri. Ketika benteng yang ngga seberapa itu dihempas hawa nafsu yang menggelegak, dia masih bisa bertahan.
Mau nonton film Indonesia yang judulnya Goyang Merangsang Pocong Gemulai Pernah Perawan, tiba-tiba inget waktu kita wudhu membasuh muka.
Mau tanda tangan faktur fiktif dengan harga yang di-mark up, ah tiba-tiba inget takbiratul ihrom.
Mau upload foto dengan pundak terbuka (ini buat cewek), ah tiba-tiba inget sujud kita. Alhamdulillah ya kalau masih sholat. Bukankah sholat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar?
Bahwa sebenar nya, setiap hari kita itu perang lho ya. Setiap kita bangun tidur (bahkan sebelum bangun tidur sih), kita langsug berperang ama si Raksasa besar dan balatentara setan nya.
Perang sepanjang zaman.
Dan kalau aku mati sekarang, nih, hari ini, aku memilih untuk mati dalam keadaan berperang, dan bergerak menuju kemenangan. Yang terus dan terus membangun benteng menjadi semakin kokoh. Bukan mati dalam keadaan menyerah, jadi si 1% yang duduk mojok, kecil di lubuk hati yang paling dalem dan cuma dijadiin budak, dijadikan kalah-kalahan oleh si Raksasa besar ini.
Kalau nanti Raksasa mu meledak-ledak, Insya Allah aku akan bantuin bangun benteng, lewat nasehat-nasehat, ucapan-ucapan baik di fesbuk, gtalk, forum sholahudin dan segala social media yang ada. Kalau nanti Raksasa ku meledak-ledak, ingetin aku ya kawan, bantu aku menguatkan bentengku. Ingetin aku, sodaramu yang lemah ini.
Bismillah.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar