Bukan sekali dua kali aku ngingetin temen yg suka nyebarin berita hoax sembarangan di social media. Padahal hoax itu dibenci Alloh Ta' ala.
Hah?
Masa sih squ?
Oke aku mau cerita2 dulu ya.
Suatu hari jaman aku masih pake blackberry -sebelum kemudian jatoh ke wc, haghaghag-, tiba2 nih ya, BB ku lampunya kelap kelip. Ternyata ada temen broadcast message (BM), isinya hadits palsu tentang puasa Ramadhan. Wohoho, kaya gini disebar2in. Trs aku ingetin dia. Dan kata dia, "wah ga tau ya, aku juga dapet Broadcast Message dari temen." Doweeng. Udah? Gitu aja ya? Cukup bilang wah ga tau. Ya Alloh ya Robbi. Padahal siapa yg berdusta atas nama Rasulullah maka silakan menempati tempat duduknya di neraka [1]. Fiiuuh *nyeka keringet*
Yaa wajarlah kalo ga semua orang tau ini hadits beneran atau hadits palsu. Ini hadits shohih atau hadits dhoif. Minimal nih ya, cek dan ricek dulu jangan langsung 'hajar bleh' dishare ke yg lain. Minimal di setiap hadits ada tuh tulisannya Hadist Riwayat siapa. Imam Muslim kek, Imam Bukhari kek. Atau nanya ke yg lebih tau. Ya intinya sekali lagi, jangan gampang2 share sesuatu yg kita ga tau kebenarannya alias hoax.
Tapi broadcast message di BBM emang gencar ya. Dan suka out of date alias basi bin kadaluwarsa. Pernah ada yg BM, kalo ga salah tentang ucapan selamat beribadah puasa asyura 10 muharrom besok. Whatta.. besok? Padahal muharrom udah lewat berbulan2 yg lalu. Hellow? Itu BM ga pake dibaca lgsg dishare kah?? Astagaaa. *tung tung tung* getok2 samping kepala*
Ntar kalo ditegur juga bilangnya "wah ga tau ya, aku juga dapet Broadcast Message dari temen."
Ada lagi yg BM, tentang keharaman sebuah produk. Dan dia ngga tau, kalo produk yg bersangkutan sudah ngasih jawaban atas beredarnya hoax tersebut, begitu pula MUI juga udah menanggapi bahwa berita itu cuma hoax dan ngga bener.
Udah lewat. Udah diklarifikasi banyak pihak yg kompeten. Tapi, BM teteep aja beredar. Apa ngga kuatir jadi fitnah?
Kenapa ya mengobral keburukan (aib) saudara kita begitu digemari? Keliatan hebat kah? Kalo beritanya emang bener itu ghibah lho. Dan, kalo berita bohong maka itu fitnah.
Ikhwatal Islam rohimakumullah.
Kesenangan menyebarkan berita hoax ini bukan cuma di BBM via broadcast messenger. Tapi juga di twitter, facebook, kaskus, milis dan lainnya. Bukan sekali dua kali aku ngingetin, tapi berkali2. Ada yang orangnya itu2 aja. Ada juga yg beda2 orang. Ini emang kewajiban bagi sesama umat Muslim ya akhi. Yg tau ya ngingetin sodaranya, bukan mendiamkan saja. Kalo aku yg salah juga wajib bagi antum utk mengingatkan.
Emang skrg ini jamannya gadget. Era nya social media. Semua orang bisa dengan mudahnya ngomong apapun, sekalipun itu dusta. Tua muda. Laki perempuan. Berpendidikan tinggi atau berpendidikan rendah. Mgkn awal niatnya berbohong untuk lawakan lucu2an aja, tapi ternyata kebohongan itu kemudian beredar kemana2. Padahal celakalah orang yg berbohong untuk becandaan [2].
Ada berita apapun, asal keliatan heboh dan menarik, lgsg di-retweet di twitter. Asal twit kita di RT (retweet) banyak orang, langsung deh bangga dan merasa keren. Atau langsung share di facebook trs dapet banyak komen dan jempol. Atau di social media lain, langsung bangga seakan jd yg pertama tau, padahal ternyata itu cuma kabar burung a.k.a. hoax.
Coba bandingkan definisi menceritakan berita hoax dengan apa yg disebut Oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sebagai "qiila wa qaala", yang artinya menceritakan seluruh perkara yg didengarnya yg tidak ia ketahui kebenarannya dan tidak juga menurut dugaan kuatnya [3].
Dan Alloh Ta'ala membenci qiila wa qaala [4].
Yuk, mulai sekarang hati2 menyikapi apapun yg kita dengar, dari manapun.
Pertama2, stop menceritakan kembali kabar2 burung yg tidak kita ketahui kebenarannya.
Kedua, jangan langsung percaya dgn kabar yg kita terima. Liat sumbernya. Cek dan ricek dulu, alias klarifikasi. Atau dalam Islam disebut tabayyun. Jangan seperti kerbau yg dicocok hidungnya lalu menelan mentah2 apapun yg didengar, kemudian menyebarkannya kepada yg lain.
Adab setiap muslim adalah tabayyun dan ngga lgsg meledak2 menyalahkan orang lain tanpa kejelasan. "At-tabayyun minallah wal ‘ajalatu minasy syaithan”, sikap tabayyun merupakan perintah Allah, sementara sikap terburu-buru merupakan arahan syaitan. Ngga semua yg kita dengar lgsg kita telan dan kita ucapkan lagi, karena kalo salah, ntar nyesel lho, bisa jd kita telah mendzolimi sodara kita yg lain.
Firman Alloh Ta'ala, "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Al Hujurat:6)
Nah lho. Jangan sampe kita udah terlanjur ikut jelek2in seseorang, ternyata salah. Trs nyesel. Malu kenapa jadi begitu bodoh (dan lebih bodoh lagi ketika kemudian diingatkan lalu cuek seakan2 ga berbuat salah apa2).
Dan kemudian setelah menyesal (kalo menyesal, karena orang beriman tentu akan menyesal setelah berbuat salah), bagaimana cara kita meminta maaf dan menarik ucapan kita yg ternyata salah?
Menebar hoax seperti mencabuti bulu ayam sampai habis lalu menebar bulu2 ayam dalam perjalanan. Kemudian sanggupkah kita memungutinya kembali?? Lalu bagaimana jika ucapan fitnah kita kemudian sampai ke telinga jutaan orang di seluruh tanah air.
Alloh.
*menghela nafas*
Satu lagi akhi, sebelum tulisan ini berakhir.
Mari merenung sejenak.
Bagaimana jika kita, keluarga kita atau teman kita lah yg ternyata jadi korban fitnah? Wallahul musta'an. Kepada Alloh sajalah kita memohon pertolongan. Percayalah akhi, setiap perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban. Masih ada hukum qishosh di akhirat kelak.
Semoga Alloh Ta'ala mengampuni segala salah dan dosa kita. Aamiin.
Catatan hadits:____________________
[1] Dari 'Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka\". (HR Bukhari)
[2] Dari Bahz bin Hakim ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Bapaknya ia berkata, \"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah ia, celakalah ia.\"(HR Abu Daud, hadits hasan)
[3] Kitab terjemahan Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilali
[4] Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Alloh meridhoi tiga perkara atas kalian dan membenci tiga perkara. Alloh ridho kalian hanya menyembah Nya semata dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu yg lain, berpegang dengan tali Alloh dan tidak bercerai berai. Dan Dia membenci qiila wa qaala, banyak bertanya dan membuang2 harta." (HR Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar