Kamis, 21 Juni 2012

Kenapa Hari Ini Begitu Istimewa?

#1 Senin

Ketika sebagian orang bilang "I dont Like Monday", heeyy we love monday! Ini hari Senin, boss!
"Capek squ, setelah long wiken bersama keluarga, tiba2 harus kembali bekerja lagi. Apalagi yg LDR, jauhan ama keluarga. Omsqu juga pernah kan jauhan ama keluarga? Setiap senin dini hari harus berpisah dengan anak istri, naik bis ke madura."

Laa tahzan, ya akhi wa ukhti fillah rohimakumullah.
Justru karena hari Senin ini begitu istimewa, makanya jangan bersedih.
Ini hari istimewa di mana junjungan kita Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dilahirkan. Ini juga hari dimana wahyu diturunkan [1]. Karena itu, pada hari ini kita disunnahkan untuk berpuasa.


Bagaimana kita bisa dirundung sedih kalo sedang berpuasa. Bukankah setelah berletih2 puasa, di ujung sore nanti kita akan berbuka (sedaappp), dan di akhirat kelak kita dijanjikan akan bertemu Alloh Ta'ala karena puasa kita [2]. Masyaa Alloh.

#2 Kamis

Eh, udah Kamis ya? Alhamdulillah. Asyik asyik, hari Kamis telah tiba dan besoknya berarti udah Jumat aje! Kalo udah Jumat berarti siap2 long wiken, bisa kumpul lagi bersama keluarga tercinta. Hari Kamis ini emang hari yg istimewa. EH tapi ada alesan yg lebih utama, selain alesan deket ama long wiken di atas tadi. Karena hari Kamis adalah hari ketika berbagai amalan kita dihadapkan kepada Alloh [3]. Karena itu lah Rasulullah berpuasa pada hari ini. Dan kita umat Muslim meneladaninya.

#3 Tanggal 13, 14, 15 kalender hijriyah

Siapa yg kalo keluar rumah malem suka liat bulan? Perhatiin bentuknya ngga? Oo sabit. Oo penuh. Oo separoh? Engga ya? Atau cuek aja mau bentuknya apa kek?
Sebenernya kita umat muslim seharusnya merasa bahagia ketika di malam hari, kepala ngadep atas dan mata kita melihat bulan yg udah bulet aja. Udah bulan purnama, Gan!

Kenapa harus bahagia liat bulan purnama? Yup, waktunya ayyamul bidh tuh. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berpuasa tiga hari setiap bulannya [4]. Dan disunnahkan pada tanggal 13, 14 dan 15 berdasarkan kalender hijriyah [5].
Akan terasa sangat sayang ketika malam hari kita liat bulan purnama, tapi ternyata kita meninggalkan kesempatan meraih pahala puasa seperti puasa setahun penuh [6].
Eh tapi kalo tanggal2 itu kelewatan gimana? Ngga papa kok puasa tiga hari di hari yg lain [7].

***

Sahabat2ku yg sholih dan sholihah.
Ini lah hari2 yg istimewa. Hari yg khusus dan berbeda dari hari2 lain.Karena itu kita pun harus berbeda dalam menyikapinya. Ketika yg lain makan ketika lapar, dan minum ketika haus. Makan kue, makan siang, minum kopi, minum es kepala muda di hari yg terik, kita justru berbeda karena kita mengistimewakan hari ini.
Kita berletih2 menahan lapar dan dahaga. Biar perut kita kosong. Biar leher kita kering. Tanpa ada siapapun yg tau.

Ketika yg lain tertawa2 terbahak2, bersenda gurau, atau sibuk bergunjing membicarakan keburukan orang lain, kita justru diam saja. Bukan hanya karena kita dikaruniai bau mulut yg tidak sedap di hari ini [8] tapi karena lebih baik kita diam daripada tidak bisa berkata benar [9].

Di hari2 ini, bukan cuma makan dan minuman saja, tapi juga kita tinggalkan syahwat, hanya karena Alloh Ta'ala saja. Kita tahan hawa nafsu sekuat2nya. Kita bangun benteng setinggi2 dan sekuat2nya dari godaan hawa nafsu. Kita tinggalkan semua yg buruk2 dan sia2.

Hari2 ini juga begitu istimewa karena seluruh waktunya, sejak dari sahur hingga berbuka, adalah waktu yg mustajab untuk berdoa [10]. Ayo perbanyak doa di hari2 ini.

Sahabat2ku yg kucintai karena Alloh Ta'ala.
Yuk, mulai sekarang kita ikut mengistimewakan hari2 ini. Cukuplah hanya Alloh Ta'ala saja yg tau karena amalan puasa ini memang hanya untukNya [11]. Semoga kita termasuk orang yg bersabar dalam menjalankan ibadah2 puasa sunnah ini dengan istiqomah. Sabar dalam melaksanakan ketaatannya. Sabar dalam menjauhi laranganNya dan sabar terhadap takdir dan ketentuanNya.

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az Zumar: 10)

Semoga bermanfaat.
Ilal liqo.

Catatan hadits : _________________

[1] Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, "Itu hari kelahiranku dan diturunkan wahyu." (HR Muslim dan Ahmad).

[2]  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berbuka puasa mempunyai dua kebahagiaan yang bisa ia rasakan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-nya karena puasa yang dilakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[3] Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya).
Hadits lain: "Sesungguhnya amal manusia itu diperlihatkan (dilaporkan) setiap hari Senin dan Kamis. Lalu Allah mengampuni setiap muslim atau setiap mukimin, kecuali metahajirin. Beliau berkata, "Akhir dari keduanya." (HR Ahmad dengan sanad shahih).

[4] Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, “Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.”(HR. Bukhari)

[5] Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasa'i, Hasan).
Hadits lain: Dari Abu Dzar, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi dan An Nasa'i. Hasan)

Hadits lain: Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam bersabda, "Puasa tiga hari setiap bulan adalah puasa dahr (puasa setahun). Dan puasa ayyamul bidh (hari-hari putih) adalah hari ketiga belas, empat belas, dan lima belas." (HR. An Nasai dan dishahihkan al Albani)

[6] Dari Abdullah bin Amru, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya, "Dan sesungguhnya cukuplah bagimu berpuasa tiga hari dari setiap bulan. Sesungguhnya amal kebajikan itu ganjarannya sepuluh kali lipat, seolah ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an Nasai)

[7] Mu'adzah bertanya kepada Aisyah Radhiallahu anha, “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Shahih)

[8] Dinukil dari hadits Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.’” (HR. Muslim)

[9] Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam.” (HR Mutafaqun ‘alih).

[10] Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, dia Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Tiga doa yang tidak ditolak; doa orangtua terhadap anaknya, doa orang yang sedang puasa, dan doa seorang musafir.” (HR Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Hadits lain: Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiallahu anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

Hadits lain ttg waktu sahur (sepertiga malam terakhir): Rasulullah Shallallahu'alaihi Wa Sallam bersabda,"Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah 'Azza wa Jalla turun ke langit bumi dan berfirman, Adakah orang yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan, Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosanya, Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki, Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya. Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh)." (HR. Ahmad)

[11] Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), ‘Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan  puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.’” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

1 komentar: